Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Cara Nyamuk Deteksi Kulit Manusia untuk Digigit

Kompas.com - 24/05/2019, 18:34 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Nyamuk merupakan hewan yang akrab kita jumpai sehari-hari, di mana pun dan kapan pun kita berada. Tanpa kita sadari, tiba-tiba nyamuk telah berada di sekitar kita, atau bahkan sudah meninggalkan bekas gigitannnya saja berupa bentol gatal.

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana cara nyamuk dapat mengetahui posisi Anda, bahkan saat tidur dalam kegelapan sekali pun?

Penelitian terbaru mengungkap bagaimana cara nyamuk dapat mendeteksi keringat manusia.

Tim peneliti dari Florida International University, Miami, berhasil menemukan protein IR8a di antena nyamuk, yang bertanggung jawab untuk mengenali keringat manusia.

Artinya, jika keberadaan protein ini dihilangkan, maka nyamuk akan mengalami kebingungan saat mencari mangsa.

Baca juga: Ahli Temukan Cara Bikin Nyamuk Malas Gigit Manusia

“Kulit kita beserta berbagai mikroba yang singgah di permukaan kulit menghasilkan begitu banyak asam laktat. Asam laktat ini menyusun sebagian besar aroma khas manusia yang dikenali nyamuk,” ujar Matthew DeGennaro, peneliti yang terlibat dalam studi ini, dilansir dari Science News, Selasa (21/5/2019).

Sebenarnya, keberadaan protein pendeteksi ini telah lama diduga sebelumnya. Sejak tahun 1960, para peneliti telah memprediksi bahwa asam laktat merupakan petunjuk utama yang digunakan oleh nyamuk untuk mencari lokasi manusia terdekat.

Namun, baru kali ini keberadaan protein IR8a terkonfirmasi sebagai protein utama yang membuat nyamuk dapat mencium aroma keringat lewat asam laktat. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Current Biology.

Dengan menggunakan nyamuk penyebar penyakit demam berdarah dengue, Aedes aegypti, para peneliti berupaya untuk mengonstruksi protein IR8a. Mereka juga membuat beberapa nyamuk mengalami kelainan protein IR8a ini.

Hasilnya, nyamuk yang memiliki protein IR8a cacat tidak dapat mengetahui keberadaan kulit manusia secara pasti dan berakhir menabrak kain pakaian yang menghalanginya dengan keringat pada kulit, karena kemampuan navigasi mereka terganggu.

Baca juga: Ahli Klaim Dentuman Musik Skrillex Bisa Hentikan Gigitan Nyamuk

Meski demikian, DeGennaro mengingatkan kita agar jangan terlalu dini mengklaim kemenangan manusia atas nyamuk.

“Sistem pendeteksi bau pada serangga bersifat sangat kompleks. Nyamuk bergantung pada tiga protein pendeteksi bau. Protein ini memiliki kemampuan yang saling beririsan untuk dapat mengidentifikasi senyawa kimia di udara,” terangnya.

IR8a adalah protein yang mengidentifikasi dan mendeteksi senyawa asam, terutama asam laktat. Namun, asam laktat bukan satu-satunya petunjuk yang dibutuhkan nyamuk.

Nyamuk juga dapat mengenali petunjuk lain, seperti panas tubuh, kelembaban, dan penglihatannya yang dapat membedakan target potensial dengan objek lain. Selain itu, nyamuk juga tertarik pada gas karbon dioksida yang kita keluarkan saat bernapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau