KOMPAS.com – Bagi anda yang terbiasa pergi mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi, sepertinya bayangan akan kemacetan di pintu gerbang tol serta kepadatan lalu-lintas di ruas jalan adalah fenomena yang akrab menemani perjalanan anda setiap tahun.
Keterbatasan moda transportasi umum serta membeludaknya jumlah kendaraan pribadi bisa menjadi faktor penyebab runyamnya kondisi lalu lintas saat mudik.
Namun, agaknya terdapat secercah harapan akan berakhirnya kondisi ini, meski masih membutuhkan waktu yang cukup lama, lewat skenario yang mirip seperti cerita fiksi ilmiah, yaitu mobil tanpa sopir.
Studi terbaru yang dilakukan peneliti dari University of Cambridge mengenai penggunaan mobil otomatis tanpa supir menunjukkan, kendaraan ini dapat menurunkan angka kemacetan sebesar 35 persen.
Baca juga: Saat Mobil Alami Kecelakaan, Siapa yang Paling Mungkin Jadi Korban?
Studi ini dilakukan dengan menggunakan miniatur mobil robotik yang telah terprogram sebelumnya agar dapat mengemudikan diri secara otomatis.
Mobil ini kemudian dijalankan pada lintasan jalur ganda lalu diamati bagaimana alur lalu-lintas berubah saat salah satunya berhenti mendadak.
Saat salah satu mobil kehilangan kendali dan berhenti, mobil di belakangnya akan memperlambat laju atau berhenti dan menunggu momen untuk melanjutkan lajunya, layaknya lalu-lintas sebenarnya.
Antrian mobil terbentuk dengan cepat di belakang dan lalu-lintas akan melambat untuk sementara waktu.
Namun, saat setiap mobil saling berkomunikasi satu sama lain dan berkendara secara kooperatif, saat salah satu mobil berhenti mendadak, maka mobil tersebut akan memberikan signal pada mobil lainnya.
Mobil lain yang berada di dekatnya akan melambat sehingga mobil di jalur yang berlawanan dapat lewat menembus jalur tanpa harus terhambat oleh situasi tersebut.
Eksperimen lain dengan menggunakan mobil yang dikendalikan oleh manusia pada lintasan tersebut sengaja dikemudikan secara tak beraturan juga menghasilkan efek yang sama, di mana mobil robot dapat menghindari mobil ugal-ugalan tersebut secara teratur.
Hasil ini dinilai sangat menjanjikan untuk dapat diterapkan pada mobil tanpa sopir di jalan yang sebenarnya.
"Mobil otomatis ini dapat menjadi solusi bagi banyak permasalahan lalu-lintas, terutama di perkotaan. Diperlukan adanya cara bagi mobil tersebut agar dapat bekerja sama," ujar Michael He, mahasiswa dari St. John College, yang mendesain algoritma untuk eksperimen ini, dilansir dari Texh Xplore, Senin (20/5/2019).
"Jika perusahaan otomotif berbeda mengembangkan mobil otomatis dengan softwarenya masing-masing, diperlukan integrasi agar mobil dapat berkomunikasi satu sama lain secara efektif," ujar Nicholas Hyldmar, mahasiswa Downing College, yang merancang perangkat keras untuk eksperimen ini.
Keduanya merupakan anggota proyek riset di bawah bimbingan Dr. Amanda Prorok dari Departement of Comuputer Science and Technology, University of Cambridge.
Baca juga: Berencana Bikin Mobil Terbang, Pemerintah Malaysia Banjir Kritik
Sebelumnya, banyak eksperimen untuk meninjau perilaku mobil otomatis ini dilakukan secara digital, atau dengan model yang sulit digunakan untuk eksperimen dengan jumlah banyak.
Studi oleh peneliti Cambridge ini menggunakan model miniatur yang ekonomis dengan sistem kemudi yang realistis, menggunakan sensor motion capture dan Raspberry Pi, sehingga mobil dapat berkomunikasi via WiFi.
Setiap mobil dibekali dengan algoritma yang memungkinkan mereka untuk berpindah lajur dan membaca gerakan mobil lainnya.
Algoritma pertama dapat menentukan kapan saatnya berpindah lajur berdasarkan pertimbangan keamanan dan memeriksa apakah perilaku tersebut memungkinkannya untuk berkendara lebih cepat. Hal ini menyediakan pertimbangan keamanan untuk menghindari tabrakan dengan mobil lain.
Algoritma kedua berperan untuk mendeteksi keberadaan mobil lain di depan dan jarak diantara keduanya.
Melalui serangkaian tes, mobil otomatis ini dapat menghasilkan arus lalu-lintas yang lebih lancar dibandingkan kendali oleh manusia, dengan turunnya angka kemacetan sebesar 35 persen.
"Desain ini memungkinkan eksperimen mobil otomatis secara praktis dan ekonomis dengan aplikasi yang luas. Sebelum mobil otomatis dapat digunakan di jalan sebenarnya, kita perlu mengetahui bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran arus lalu-lintas," ujar Prorok.
Studi selanjutnya direncanakan untuk melibatkan beberapa skenario yang lebih rumit, yaitu dengan penambahan lintasan, persimpangan, dan jenis kendaraan yang beragam.
Baca juga: Berencana Bikin Mobil Terbang, Pemerintah Malaysia Banjir Kritik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.