Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Makanan Siap Saji, Kapan Jadi "Junk Food"?

Kompas.com - 17/05/2019, 00:08 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang sulit membedakan term fast food dengan junk food. Kebanyakan orang ketika mendengar dua istilah tersebut langsung membayangkan hamburger, kentang goreng, dan lain sebagainya.

Padahal keduanya punya pengertian yang berbeda. Makanan siap saji punya pengertian sebagai makanan yang bisa dimasak dan/atau dimakan segera setelah kita membelinya.

Sedangkan junk food atau makanan nirnutrisi merupakan makanan yang memiliki nutrisi relatif rendah dan tidak sehat.

Meski begitu, kebanyakan makanan siap saji yang kita kenal juga masuk dalam term junk food. Sebaliknya juga, fast food tidak selalu nirnutrisi.

Baca juga: Orang AS Bilang, Burger Itu Sehat

Dengan kata lain, perbedaannya terletak pada kandungan nutrisi suatu makanan yang akan kita santap.

Di luar itu, fast food sudah ada jauh sebelum makanan nirnutrisi. Lalu, kapan sebenarnya makanan siap saji sering disamakan dengan junk food?

Jauh sebelum diidentikan dengan hamburger, kentang goreng, ayam goreng, dan lain sebagainya; orang Roma kuno telah mengenal makanan siap saji.

Seperti saat ini, pada masa Romawi Kuno, kebanyakan orang mulai tinggal di perkotaan. Mereka tinggal di gedung-gedung bertingkat yang sebagian besar tidak mempunyai tempat untuk memasak.

Melihat kesempatan ini, para pedagang kaki lima dan restoran mulai menjual makanan yang bisa segera dimakan setelah membelinya. Mereka menjual roti yang direndam dalam anggur, sayuran yang sudah dimasak, dan semur.

Ini menjadi tonggak sejarah lahirnya makanan siap saji, di mana terjadi perubahan sosial orang tidak lagi memasak sendiri makanannya.

Pada abad pertengahan, fast food makin berkembang di Eropa. Orang mulai terbiasa untuk tidak menyiapkan makanan mereka sendiri.

Kehidupan kota-kota seperti Paris atau London yang sibuk, membuat makanan siap saji tumbuh subur.

Apalagi, wisata ziarah ke situs suci makin berkembang pada masa tersebut. Turis yang datang silih berganti membuat kebutuhan makanan yang bisa segera disantap makin meningkat.

Meski begitu, pada masa tersebut term mengenai makanan nirnutrisi belum banyak terdengar. Junk food sendiri mulai dikenal pada abad ke-19, ketika restoran siap saji mulai banyak bermunculan.

Era Junk Food

Andrew F Smith, seorang sejarawan makanan, mencatat bahwa era perubahan dari fast food menjadi junk food dimulai pada 1820-an.

Tahun-tahun itu, perkembangan teknologi dan inovasi membuat tepung putih (atau dikenal sebagai tepung gandum) murah bagi masyarakat. Bahan inilah yang membuat fondasi roti burger, kue, dan camilan lain menjadi rendah serat tapi tinggi karbohidrat.

Dengan kandungan nutrisi tidak seimbang inilah yang menandai kelahiran junk food.

Baca juga: Berhenti Makan “Junk Food” Bisa Sebabkan Gejala Mirip Putus Obat

Hal ini diperburuk dengan Perang Sipil America pada 1860-an. Selama perang, para prajurit terbiasa makan dari kaleng dan teoples jatah diproduksi secara massal.

Ketika kembali ke rumah setelah perang, mereka mendambakan makanan yang bisa menggugah selera. Masalahnya, industrialisasi membuat pertanian makin jauh dari kehidupan masyarakat Amerika.

Salah satu jalan keluarnya adalah mendapatkan makanan cepat saji.

Pada 1896, Max Sielaff di Berlin menemukan mesin "automats" atau mesin penjual otomatis yang menyediakan makanan dan minuman sederhana.

Kemunculan mesin ini segera mendapatkan tempat di masyarakat dunia. Mesin penjual otomatis ini membuat makanan siap saji makan diganrungi, meskipun kandungan gizinya kadang tidak seimbang.

Tahun 1916, salah satu restoran makanan nirnutrisi pertama dibuat, yaitu gerai hot dog di New York. Lima tahu kemudian, restoran hamburger pertama di dunia dibuka di Kansas dengan nama White Castle.

Masih pada medio 1920-an, layanan tanpa turun atau "drive-thru" pertama kali dibuat. Restoran yang menggunakan metode penjualan ini adalah A&W, yang sebelumnya adalah toko Root Beer.

Saat itu, drive-thru tidak seperti sekarang yang memiliki jendela untuk memesan. Pada masa tersebut, pelayan akan mengantarkan makanan yang dipesan pada pelanggan yang menunggu di mobil.

Meski terkesan tidak praktis, praktik ini menjadi sangat populer dan menyebar ke seluruh negeri.

Jendela untuk drive-thru baru muncul pada 1948. Penggagasnya adalah kakak beradik Richard dan Maurice McDonald.

Baca juga: Studi: Sering Makan Junk Food Tingkatkan Risiko Depresi

Mereka menciptakan jalur khusus untuk memesan hamburger dan kentang goreng di restoran mereka, McDonald.

Selanjutnya, beberbagai jenis makanan siap saji yang nirnutrisi mulai bermunculan. Sebut saja ayam goreng yang dibuat oleh Harlan Sanders hingga bisnis donat dan kopi.

Hebatnya, kebanyakan makanan nirnutrisi itu diterima dengan mudah oleh masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah karena junk food selalu berhasil menggugah selera.

Meski berhasil menciptakan berbagai jenis makanan nirnutrisi, istilah junk food sendiri baru muncul pada 1972. Istilah ini diambil dari lagu "Junk Food Junkie" milik Larry Groce.

"Kecanduan" Junk Food

Menyandang kata junk food tidak lantas membuat makanan nirnutrisi itu ditinggalkan. Bahkan, makanan ini juga mulai disebut dengan happy meal.

Tidak berlebihan jika menyebut junk food sebagai makanan yang membuat bahagia. Itu bukanlah sebuah kebetulan.

Makanan nirnutrisi itu telah direkayasa dengan cermat oleh para ilmuwan dan produsen untuk mencapai "sweet spot". Hal inilah yang membuat kita kecanduan.

Rasa tersebut membuat kita menginginkan lebih banyak dan lebih banyak lagi makan junk food. Ini juga menjadi ciri khas makanan nirnutrisi, rasanya begitu akrab dan membuat kita berselera.

Kebiasaan makan manusia menjadi berubah dengan hal ini. Jika pada ratusan tahun lalu manusia selalu menyiapkan makananya sendiri, kini kebanyakan dari kita lebih memilih untuk menyantap fast food bahkan junk food.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com