Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet dan Cacar Air Berbeda, Kenali Keduanya

Kompas.com - 15/05/2019, 09:27 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin mengira cacar monyet (monkeypox) tak jauh berbeda dengan cacar air, karena memang sekilas tampak mirip. Meski demikian, kedua penyakit ini berbeda, baik dari sisi jenis virus yang menularkan dan cara penularannya.

Berikut adalah perbedaan keduanya yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Cacar monyet

Virus pembawa dan penularan

Melalui laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus zoonosis langka yang ditularkan ke manusia melalui hewan.

Dalam artikel sebelumnya, Kompas.com menjelaskan bahwa penularan cacar monyet diakibatkan oleh hewan terinfeksi seperti tikus atau hewan pengerat lain.

Baca juga: Mengenal Penyakit Cacar Monyet yang Baru Saja Sampai ke Singapura

Karena sumber penularannya dari hewan, hanya sedikit kasus cacar monyet yang ditularkan dari manusia ke manusia.

Jikapun ada, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.

WHO menulis bahwa penularan pada manusia ini sangatlah terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antarmuka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya hanya menular kepada anggota keluarga.

Hal ini juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif NCID, Profesor Leo Yee Sin. Dia mengatakan, tidak ada bukti yang mencatat bahwa infeksi cacar monyet dapat menyebar melalui penularan antar manusia saja.

"Rata-rata, setiap pengidap akan menularkan infeksi pada kurang dari satu orang saja. Cacar monyet tidak mudah menular seperti flu. Rantai penularan juga dapat diputus melalui pelacakan kontak dan karantina," tambahnya.

Kementrian Kesehatan Singapura juga menambahkan bahwa penyakit cacar ini penularannya terbatas, di mana pasien umumnya pulih setelah dua atau tiga hari.

Gejala cacar monyet

Penderita cacar monyet yang endemik di desa-desa Afrika Tengah dan Barat biasanya mengalami sejumlah gejala yang berlansung selama 14-21 hari.

Secara umum, gejala penyakit cacar monyet termasuk demam, nyeri otot (mialgia), pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, sakit kepala hebat, kekurangan energi, dan ruam pada kulit yang diikuti munculnya kerak.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan kematian.

Sebelum menunjukkan gejalanya, cacar monyet biasanya diawali dengan periode inkubasi selama 6-16 hari.

2 Periode infeksi:

1. Periode invasi

Selama 5 hari sejak gejala dimulai, pasien mengalami demam, sakit kepala intens, pembengkakan nodus limfa atau limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi.

2. Periode erupsi kulit

Periode ini terjadi 1-3 hari setelah demam dimulai. Pada periode inilah, ruam mulai muncul dari area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Pada 95 persen kasus, wajah pasien menjadi bagian yang paling banyak mengalami ruam, disusul dengan telapak tangan dan kaki (75 persen kasus).

Ruam ini bermula dari luka datar di area membran mukosa oral (70 persen kasus). Selain itu, luka juga bisa terjadi pada area kelamin (30 persen), kelopak mata (20 persen) dan kornea atau bola mata.

Dalam waktu 10 hari, luka kemudian berevolusi menjadi lepuhan kecil berisi cairan, bintil, dan akhirnya kerak. WHO menulis bahwa untuk menghilangkan kerak ini sepenuhnya, diperlukan setidaknya waktu tiga minggu, meskipun pasien telah menjalani perawatan untuk cacar monyet.

Sebelum ruam menghilang, pasien juga biasanya menunjukkan kembali gejala khas cacar monyet, yaitu pembengkakan nodus limfa.

Pencegahan

Sayangnya belum ada perawatan atau vaksin khusus untuk menangani cacar monyet.

Studi menunjukkan bahwa vaksin variola 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet. Namun, vaksin ini sudah tidak lagi diproduksi untuk khalayak umum menyusul eradikasi variola global.

Oleh sebab itu, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran cacar monyet adalah mencegah infeksinya. Salah satunya dengan menghindari kontak dengan tikus dan primata. Batasi konsumsi darag dan daging yang tidak dimasak dengan benar.

Cacar air

Penyakit cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoozter dan biasanya ditularkan melalui pernapasan dan kontak langsung dengan lesi orang yang terinfeksi.

Cacar air biasanya dapat sembuh dalam waktu 1-2 minggu, dan kondisi ini ditandai dengan munculnya lenting dan ruam kemerahan di wajah dan tubuh, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Meski tidak mengancam jiwa, komplikasi bisa terjadi.

Gejala cacar air

Lenting dan ruam kemerahan disertai rasa gatal adalah gejala cacar air yang paling sering terjadi. Infeksi berada di tubuh Anda sekitar tujuh hingga 21 hari sebelum ruam dan gejala cacar air lainnya berkembang.

Dalam waktu 48 jam sebelum kulit mulai ruam, pasien cacar air sudah bisa menularkan virus  ke orang di sekitar.

Sebelum ruam muncul, pasien cacar air akan mengalami demam, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.

Satu atau dua hari setelah pasien mengalami gejala tersebut, ruam akan mulai berkembang.

3 fase ruam sebelum pulih

Ruam melewati tiga fase sebelum pulih, termasuk:
- Benjolan merah atau merah muda di seluruh tubuh Anda.
- Benjolan menjadi lecet berisi cairan.
- Benjolan menjadi berkerak, berkeropeng, dan mulai sembuh.

Benjolan di tubuh Anda tidak akan semuanya berada pada fase yang sama pada saat yang bersamaan. Benjolan baru akan terus muncul di seluruh infeksi Anda. Ruam ini mungkin sangat gatal, terutama sebelum kudis dengan kerak.

Pasien masih bisa menularkan virus sampai semua bekas ruam di tubuh telah meradang. Butuh tujuh hingga 14 hari untuk hilang sepenuhnya.

Pencegahan cacar air

Pada cacar air, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi keparahan cacar air dan jika perlu mengobati komplikasi.

Berbeda dengan cacar monyet, cacar air dapat dicegah dengan vaksin cacar air (varicella).

Baca juga: Kasus Langka, Bayi Baru Lahir Terinfeksi HIV dari Cacar Air Sang Ayah

Untuk menghindari cacar air dan cacar monyet ada baiknya kita tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi. Sarung tangan dan pakaian pelindung perlu dikenakan saat menangani hewan sakit atau jaringan yang terinfeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com