Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Bahayakah Bila Sering Nyeri Dada Mendadak?

Kompas.com - 14/05/2019, 18:34 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Nyeri dada sering kali dikaitkan dengan penyakit jantung. Oleh karena itu, tidak heran bila seorang pembaca Kompas.com mengkhawatirkan nyeri dada yang sering dialaminya.

Nurbaiti Istiqomah yang berusia 14 tahun menulis demikian ke rubrik Halo Prof:

"Saya mau tanya, kenapa dada sebelah kanan atau kiri saya sering sakit mendadak dan sembuh sendiri. Apakah itu berbahaya? Hampir setiap pulang kelas silat, dada kanan atau kiri saya sering sakit, apa itu ada sangkut pautnya, Prof? Mohon jawabannya, Prof! Terima kasih."

Perntanyaan Nurbaiti dijawab oleh dr. Luluk Dwi Yuni, Sp. JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut jawabannya:

Halo Nurbaiti, terima kasih ya, atas pertanyaannya.

Baca juga: Halo Prof! Apa Bedanya Katak dengan Kodok?

Bicara tentang nyeri dada memang terkadang menakutkan, karena anggapan sedang terkena serangan jantung atau penyakit serius lainnya. Akan tetapi, sebenarnya banyak sekali penyebab nyeri dada. Beberapa tidak berbahaya, sedangkan penyebab yang lain mungkin saja serius bahkan dapat mengancam jiwa.

Pada prinsipnya semua organ atau jaringan tubuh yang berada di dada kita dapat menjadi sumber penyebab nyeri dada, termasuk jantung, paru, sistem pencernaan, otot, tulang, tendon, saraf bahkan psikis atau emosi kita.

Oleh karena kemungkinan penyebabnya banyak, maka gejala klinis nyeri dada ini pun bervariasi, yang terpenting adalah kita dapat membedakan gejala mana yang mengancam jiwa dan mana yang tidak, juga dari mana pencetus nyeri dada itu timbul.

Nyeri dada yang mengancam jiwa biasanya berasal dari jantung dan paru.

Baca juga: Halo Prof! Vaginismus Itu Penyakit Sungguhan atau Bukan?

Gejala khas dari nyeri dada karena jantung disebut dengan angina pektoris, yang disebabkan karena tidak terpenuhinya oksigen jantung akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner jantung.

Gejala khasnya adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di dada seperti ditekan benda berat atau diremas, disertai dengan penjalaran ke lengan, leher, rahang, bahu atau punggung kiri. Dapat disertai juga dengan keluhan mual, lemas, sesak, dan keringat dingin.

Sedangkan nyeri dada terkait dengan masalah paru adalah nyeri dada yang memberat ketika kita menarik napas dalam atau batuk dan dapat disertai sesak napas. Ketika keluhan nyeri dada seperti ini muncul, maka harus segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk pemeriksaan dan diagnosis lebih lanjut.

Nah, untuk keluhan nyeri dada selain yang dijabarkan di atas, pada umumnya tidak terlalu berbahaya dan penyebabnya selain jantung atau paru. Sebagai contoh, keluhan nyeri dada akibat pencernaan dengan gejala dada seperti terbakar (heartburn) dan berkaitan dengan makanan (dipicu atau justru membaik dengan makanan).

Baca juga: Halo Prof! Sebaiknya Makan Apa Saat Lapar Tengah Malam?

Nyeri dada akibat otot dan tulang pada umumnya lebih spesifik tempatnya, biasanya penderita dapat menunjuk lokasinya dengan tepat, dapat terasa apabila dada ditekan atau dengan melakukan gerakan tubuh tertentu. Hal ini disebabkan oleh ketegangan atau cedera pada otot atau tulang.

Pada anak-anak dan remaja, kebanyakan nyeri dada tidak disebabkan oleh serangan jantung. Akan tetapi, jika keluhan nyeri dada ini berkepanjangan dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya, silakan segera ke dokter atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut ya.

Demikian penjelasan dari saya, Nurbati. Semoga dapat membantu mengenali gejala nyeri dada yang sedang Anda alami. Salam!:

dr. Luluk Dwi Yuni, Sp. JP

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau