Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bak Film "King Kong", 6 Megafauna Ini Pernah Menghuni Bumi Indonesia

Kompas.com - 12/05/2019, 19:05 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jika anda mencermati dengan seksama saat menonton film King Kong, lokasi Skull Island yang menjadi habitat sang primata raksasa sebenarnya didasarkan pada kondisi bentang alam kepulauan Asia Tenggara.

Skull Island sendiri digambarkan berada di sekitar Pulau Sumatera. Lantas, apakah kondisi Indonesia memungkinkan untuk dihuni berbagai fauna raksasa seperti dalam film tersebut?

Agaknya, film sains fiksi tersebut tidak terlalu jauh dari kenyataan.

Faktanya, terdapat beragam jenis hewan raksasa yang diketahui pernah menghuni kepulauan Indonesia, meski tidak ada bukti keberadaan dinosaurus di sini.

Berikut adalah beberapa hewan besar yang pernah hidup dan berkelana di Indonesia, terutama pada era Pleistosen.

Baca juga: Hobbit Manusia Flores Bukan Kerabat Manusia Jawa, Lantas Apa?

Stegodon

Tengkorak Stegodon ganesha di Natural History Museum, LondonGhedoghedo Tengkorak Stegodon ganesha di Natural History Museum, London

Stegodon merupakan kerabat gajah purba dengan ciri khas gading yang panjang dan relatif lurus. Stegodon dewasa dapat mencapai tinggi sekitar 3,9 meter dan berat hingga 12,7 ton.

Fosil stegodon dapat dijumpai bukan hanya di Indonesia, namun juga tersebar luas di Asia Timur, Asia Tengah, hingga Afrika.

Khusus untuk stegodon yang menempati Pulau Flores, tubuhnya mengalami penyusutan seperti layaknya manusia hobbit (Homo florensiensis), diduga akibat tekanan ekosistem lokal setempat yang juga menyebabkan hobbit berukuran mini.

Harimau Ngandong

Fosil rahang yang diduga milik harimau Trinil atau harimau NgandongPeter Maas Fosil rahang yang diduga milik harimau Trinil atau harimau Ngandong

Harimau Ngandong (Panthera tigris soloensis) merupakan subspesies harimau yang diduga sebagai nenek moyang harimau Jawa dan Bali. Harimau ini merupakan spesies kucing terbesar yang pernah eksis, dengan perkiraan panjang hingga ekor mencapai 4,1 meter dan bobot tubuh hingga 470 kilogram.

Sayangnya, fragmen fosil yang ditemukan tidak terlalu banyak, sehingga informasi mengenai harimau ini sangat terbatas.

Baca juga: Manusia Purba Filipina Masih Kerabat Hobbit Flores, Ini Ciri Keduanya

Kerbau purba

Tanduk kerbau purba yang disimpan di Museum Manusia Purba Sangiran di Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Tanduk kerbau purba yang disimpan di Museum Manusia Purba Sangiran di Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018).

Fosil hewan purba bernama latin Bubalus paleokerabau ini dapat dijumpai di Museum Sangiran.

Meski hewan yang satu ini tidak terlalu besar, hanya 1,5 hingga 2 meter saja, namun ciri khas yang menakjubkan dari kerbau ini adalah tanduknya yang menyamping dan dapat mencapai ukuran lebih dari 1,5 meter.

Bangau marabou

Rekonstruksi bangau marabou, bersama manusia hobbit dan stegodon mini dari Flores di National Museum of Nature and Science, Tokyo.Jony Cooper Rekonstruksi bangau marabou, bersama manusia hobbit dan stegodon mini dari Flores di National Museum of Nature and Science, Tokyo.

Jika umumnya hewan di Flores purba mengalami penyusutan seperti pada manusia hobbit dan stegodon, lain halnya dengan burung yang satu ini.

Bangau marabou (Leptoptilos robustus) justru tumbuh menjadi raksasa, dengan tinggi mencapai 1,8 meter dan berat 16 kilogram. Fosil burung ini banyak ditemukan di Gua Liang Bua, lokasi pertama kali ditemukannya manusia hobbit.

Diduga burung ini menjadikan hobbit sebagai salah satu buruannya.

Hyena raksasa

Rekonstruksi hyena raksasa di Hungarian Natural History MuseumTiberio Rekonstruksi hyena raksasa di Hungarian Natural History Museum

Meski saat ini, hyena umumnya hanya dijumpai di savana Afrika, namun ternyata hyena juga pernah menempati Pulau Jawa.

Hyena raksasa (Pachycrocuta brevirostis) dapat mencapai tinggi bahu, sekitar satu meter, dengan berat 110 kilogram. Sama seperti hyena modern, hewan ini juga berperan sebagai scavenger (pemakan bangkai) yang mengais sisa makanan peninggalan predator lain.

Namun, yang menjadi ciri khas hewan ini adalah rahangnya yang pendek dan kokoh, dengan kekuatan tekanan rahang yang sanggup menghancurkan tulang. Hal ini mengakibatkan hyena dapat mengonsumsi material yang sulit dijangkau hewan lain, seperti sumsum tulang.

Gigantopithecus

Kerabat orangutan purba ini diyakini sebagai primata terbesar yang pernah hidup di Bumi, meski tentunya tidak sebesar King Kong. Spesies Gigantopithecus blacki dapat mencapai tinggi hingga 3 meter dan berat sekitar 540 hingga 600 kilogram.

Akibat ukuran serta bobot tubuhnya yang begitu besar, diperkirakan postur tubuh gigantopithecus lebih mirip gorilla dibanding orangutan, dengan titik berat pada bagian depan tubuh dan posisi membungkuk.

Meski demikian, berdasarkan analisis struktur rahang dan gigi, gigantopithecus memiliki pola makan mirip orangutan, dengan bambu, buah, dan sayur sebagai makanan utamanya.

Gigantopihecus diperkirakan punah akibat adanya konflik dengan Homo erectus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com