Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Pisau, Tercipta Sebelum "Homo sapiens" Ada

Kompas.com - 09/05/2019, 13:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Di antara semua benda yang ada di sekitar manusia, ada salah satu benda yang selalu menemani hidup manusia. Benda ini sejak zaman prasejarah hingga kini selalu menjadi bagian yang tak terlepaskan dari hidup manusia.

Benda tersebut adalah pisau. Ya, sejak jutaan tahun lalu, pisau telah menjadi alat andalan manusia untuk menyediakan makanan hingga menghindari binatang buas atau musuh.

Seiring bertambahnya pengetahuan manusia, pisau juga terus berkembang dan berubah. Tapi, sebelum kita mengenai bentuk pisau sekarang, sejak kapan benda tajam ini dikenal manusia?

Sebelum Homo sapiens

Pisau dikenal manusia sejak jutaan tahun lalu. Setidaknya begitulah temuan para arkeolog tentang alat bermata tajam pada 2014 lalu.

Baca juga: Punya Gigi Setajam Pisau, Megalodon Mengasahnya Puluhan Juta Tahun

Usia alat yang ditemukan ini adalah 2,6 juta tahun. Usia benda ini lebih tua dari spesies kita sendiri, yaitu Homo sapiens.

Hal ini menunjukkan bahwa sejak masa prasejarah, nenek moyang kita telah berpikir untuk membuat hidup lebih mudah dengan pisau.

Pada masa itu benda tajam tidak sehalus seperti pisau sekarang. Benda itu dibuat dari batu retak yang membuat ujung tajam.

Alat ini tidak hanya untuk memotong makanan seperti tumbuhan atau daging, tapi juga dipasang di ujung anak panah dan tombak. Sepertinya, alat primitif ini digunakan para hominid untuk berburu, menangkap ikan, hingga melawan binatang buas.

Kemunculan Homo sapiens

Spesies kita, Homo sapiens, membuat benda tajam ini makin berkembang. Jika semula hanya asal tajam, kini pisau menjadi lebih halus.

Meski masih menggunakan bahan yang sama, yaitu batu, tapi bentuknya mulai diperhalus dan dipertajam. Dengan pisau batu yang cukup halus ini, manusia mulai bisa mengiris benda yang cukup keras, bahkan tulang sekalipun.

Dalam berbagai budaya, pisau batu halus ini memiliki tempat yang tinggi. Pada tradisi Mesir Kuno, misalnya.

Orang Mesir Kuno menggambarkan pisau batu ini sebagai benda magis yang dikaitkan dengan Bes dan Tauret, penjaga dunia bawah.

Berbagai lukisan hieroglif juga menggambarkan kalajengking dan ular dipotong dengan pisau untuk membunuh hewan-hewan itu.

Beberapa zaman kemudian, pisau batu juga tetap disimpan dan digunakan terutama dalam proses mumifikasi.

Bangsa Maya juga menggunakan pisau batu sebagai bagian dari ritual pengorbanan manusia. Para arkeolog bahkan menemukan jejak sel darah, jaringan otot, sel kulit dan rambut pada bilah batu tajam tersebut.

Baca juga: Manusia Bertangan Pisau Bukan Kisah Fiksi, Terbukti Ada di Italia

Zaman Perunggu

Ketika zaman berganti, sekitar tahun 3000 sebelum masehi (SM), tembaga dan perunggu mulai lebih digandrungi dan dianggap lebih baik dalam pembuatan pisau. Alasannya adalah benda tajam yang terbuat dari logam membuat pisau lebih tahan lama.

Selain itu, pada zaman ini, pisau tidak lagi dibuat untuk perkara mencari hewan buruan atau melawan binatang buas. Masa tersebut, pisau lebih banyak dibuat untuk tujuan peperangan.

Pisau kemudian didesain kuat dengan bagian pegangannya dibalut dengan kayu. Balutan kayu ini digunakan agar tidak melukai pemegang pisau.

Sayangnya, pisau yang terbuat dari logam ini sering kali menjadi tumpul. Manusia kemudian mulai menciptakan batu asah untuk menjaga ketajaman pisau logam.

Fungsi Baru Pisau

Ketika zaman besi dan baja, orang Romawi mulai memperkenalkan bahan ini sebagai bahan pembuat pisau. Mereka mengajarkan orang Inggris untuk menjadi pandai besi.

Kali ini, pisau juga berubah kegunaannya. Para bangsawan zaman Romano-Inggris pada abad ke-15 mulai menggunakan pisau sebagai alat makan.

Pisau makan ini hanya digunakan oleh para bangsawan. Harganya pun sangat mahal sehingga hanya orang kaya yang mempunyai set peralatan makan lengkap dengan pisau.

Uniknya, tuan rumah tidak berkewajiban menyediakan pisau makan untuk para tamunya. Kebanyakan laki-laki mempunyai dan membawa pisau makan pribadi dalam sarung yang dilekatkan pada ikat pnggang mereka.

Sedangkan para perempuan meletakkan pisau makan pribadi mereka di korset. Pisau pribadi ini juga punya kegunaan lain, yaitu sebagai alat pertahanan diri.

Pisau pribadi ini dibuat berbilah tipis agar bisa digunakan untuk memotong makanan dan juga bisa menusuk seperti tombak.

Namun, mengikuti perjalanan waktu, pada abad ke-18 para tuan rumah mulai menyediakan set peralatan makan untuk para tamunya. Ini membuat kebiasaan membawa pisau pribadi mulai ditinggalkan.

Baca juga: Jangan Ditiru! Ini Akibatnya bila Bersihkan Jerawat Pakai Pisau Kayu

Selain kemunculan pisau sebagai alat makan, sekitar 600 tahun lalu, inovasi baru pada pisau tercipta. Masa tersebut, pisau lipat mulai diciptakan.

Tujuan kemunculan pisau lipat ini adalah alat pertahanan diri dari musuh. Membawa pisau lipat dipandang sebagai tindakan defensif paling praktis pada masa tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kegunaan dan bahan pisau terus berkembang. Kini kita mengenal pisau bedah untuk keperluan medis, dengan berbagai bahan yang terus berinovasi.

Misalnya saja, kita juga mengenal pemotong laser. Ini berarti, "pisau" tidak lagi terbuat dari bahan padat seperti batu atau logam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com