KOMPAS.com - Di antara semua benda yang ada di sekitar manusia, ada salah satu benda yang selalu menemani hidup manusia. Benda ini sejak zaman prasejarah hingga kini selalu menjadi bagian yang tak terlepaskan dari hidup manusia.
Benda tersebut adalah pisau. Ya, sejak jutaan tahun lalu, pisau telah menjadi alat andalan manusia untuk menyediakan makanan hingga menghindari binatang buas atau musuh.
Seiring bertambahnya pengetahuan manusia, pisau juga terus berkembang dan berubah. Tapi, sebelum kita mengenai bentuk pisau sekarang, sejak kapan benda tajam ini dikenal manusia?
Sebelum Homo sapiens
Pisau dikenal manusia sejak jutaan tahun lalu. Setidaknya begitulah temuan para arkeolog tentang alat bermata tajam pada 2014 lalu.
Baca juga: Punya Gigi Setajam Pisau, Megalodon Mengasahnya Puluhan Juta Tahun
Usia alat yang ditemukan ini adalah 2,6 juta tahun. Usia benda ini lebih tua dari spesies kita sendiri, yaitu Homo sapiens.
Hal ini menunjukkan bahwa sejak masa prasejarah, nenek moyang kita telah berpikir untuk membuat hidup lebih mudah dengan pisau.
Pada masa itu benda tajam tidak sehalus seperti pisau sekarang. Benda itu dibuat dari batu retak yang membuat ujung tajam.
Alat ini tidak hanya untuk memotong makanan seperti tumbuhan atau daging, tapi juga dipasang di ujung anak panah dan tombak. Sepertinya, alat primitif ini digunakan para hominid untuk berburu, menangkap ikan, hingga melawan binatang buas.
Kemunculan Homo sapiens
Spesies kita, Homo sapiens, membuat benda tajam ini makin berkembang. Jika semula hanya asal tajam, kini pisau menjadi lebih halus.
Meski masih menggunakan bahan yang sama, yaitu batu, tapi bentuknya mulai diperhalus dan dipertajam. Dengan pisau batu yang cukup halus ini, manusia mulai bisa mengiris benda yang cukup keras, bahkan tulang sekalipun.
Dalam berbagai budaya, pisau batu halus ini memiliki tempat yang tinggi. Pada tradisi Mesir Kuno, misalnya.
Orang Mesir Kuno menggambarkan pisau batu ini sebagai benda magis yang dikaitkan dengan Bes dan Tauret, penjaga dunia bawah.
Berbagai lukisan hieroglif juga menggambarkan kalajengking dan ular dipotong dengan pisau untuk membunuh hewan-hewan itu.