Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebentar Lagi Bulan Puasa, Lakukan 5 Hal Ini jika Anda Punya Masalah Gula

Kompas.com - 29/04/2019, 13:25 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan segera tiba. Agar ibadah puasa berjalan lancar, Anda yang punya masalah gula darah atau diabetes mellitus perlu melakukan sejumlah ritual medis.

Dalam wawancara pada Sabtu (27/6/2019), ahli penyakit dalam yang banyak meneliti diabetes dan ibadah puasa Saud M Al Sifri mengungkap, ada 5 hal yang perlu dilakukan oleh penderita gula darah sebelum puasa.

Ke Dokter, Analisis Risiko

Saud dari melakukan riset di Al Hadar Military Hospital, Taif, Arab Saudi mengungkapkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengkategorikan risiko.

Dengan mengunjungi dokter, penderita bisa menganalisis sejarah penyakit dengan melihat riwayat komplikasi, pengalaman berpuasa pada periode sebelumnya, pengobatan, dan riwayat hipoglikemia.

Pasien yang punya riwayat hipoglikemia - gula darah sangat rendah sebagai dampak dari perawatan insulin atau sejenis - terutama dalam 3 bulan terakhir, menurut Saud, tidak perlu puasa.

Hal yang sama juga berlaku bagi penderita diabetes yang mengalami penyakit ginjal kronis fase 4 dan 5, sedang hamil, punya pekerjaan yang melibatkan aktifitas fisik tinggi, dan penderita diabetes tipe 1.

"Mereka berisiko sangat tinggi dan tinggi mengalami hipoglikemia. Tidak perlu puasa. Tidak perlu khawatir karena Islam itu sangat fleksibel," katanya.

Baca juga: Diabetes Juga Bisa Terjadi pada Anak, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Monitor Gula Darah

Saat ke dokter, penderita diabetes sebaiknya sekaligus memeriksa gula darah. Langkah ini sebaiknya dilakukan 4-6 minggu sebelum bulan Ramadhan dan secara teratur.

Gula darah dikatakan nornal bila rentang jumlahnya adalah 70 - 100 mg/dL dalam pemeriksaan gula darah puasa dan 70 - 140 mg/dL dalam pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan.

Pasien yang pernah mengalami hipoglikemia, gula darah di bawah 70 mg/dL, dianjurkan untuk tidak berpuasa sama sekali sebab risiko hipoglikemia terulang tinggi.

Hipoglikemia memangh cepat teratasi dengan minum atau makan makanan yang bergula. Namun, satu kali kasus hipoglikemia bisa memicu masalah jantung yang mungkin muncul beberapa bulan kemudian.

Bagi yang berisiko sangat tinggi dan tinggi, jika tetap ngotot berpuasa, maka pemeriksaan gula darah perlu dilakukan dengan sangat intens beberapa kali sehari.

Indikatornya, jika beberapa jam setelah sahur gula darah di bawah 100 mg/dL, maka pasien sebaiknya tidak puasa. Jika gula darah sudah di bawah 70 mg/dL, pasien sebaiknya segera membatalkan puasa.

Merencanakan Diet Saat Puasa

Diet di sini bukan berarti diet konotasi penurunan berat badan tetapi merencanakan asupan makanan sehingga gula darah tetap terkontrol.

Saud mengungkapkan, perencanaan perlu agar fluktuasi gula darah tidak terlalu tinggi. Fluktuasi ini bisa terjadi antara waktu sesaat sebelum dan setelah berbuka puasa.

Salah satu anjuran Saud adalah mengonsumsi buah saat berbuka puasa. "Krma adalah alternatif yang baik karena kandungan gulanya tidak terlalu tinggi," katanya.

Baca juga: Pasien Diabetes Indonesia Kurang Patuhi Anjuran Medis, Ini Dampaknya

Saud menuturkan, penderita diabetes sebaiknya baru makan besar sekitar pukul 21.00 dan menghindari makanan yang mengandung gula sederhana dalam jumlah banyak.

Penyesuaian Pengobatan, Jika Diperlukan

Kebanyakan pasien diabetes melitus mengontrol darah dengan insulin dan medformin. Dalam kondisi tertentu, jenis obat mungkin bisa disesuaikan untuk mengurangi risiko hipoglikemia.

Obat jenis Sulfonylurea terbukti berkaitan dengan hipoglikemia saat Ramadhan pada hampir 20 persen pasien diabetes tipe 2.

Sementara obat jenis Sitagliptin hanya mengakibatkan hipoglikemia pada 6,7 persen pasien diabetes tipe 2 yang berpuasa.

Beralih ke Sitagliptin berpotensi mengurangi risiko hipoglikemia secara signifikan tetapi harus dikonsultasikan dengan dokter.

Latihan Fisik

Penderita diabetes melitus perlu merencanakan jadwal latihan fisik dengan memperhatikan waktu latihan. "Jangan sampai latihan berat saat menjelang buka puasa karena saat itu gula darah sangat rendah," kata Saud.

Latihan fisik bisa dilakukan pada malam haru setelah beberapa jam waktu buka. Sebaiknya, intensitas latihan lebih ringan dari biasanya.

Baca juga: Diabetes Saat Kehamilan, Harus Bagaimana supaya Tidak Kena?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau