KOMPAS.com - Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman dan eksekusi yang paling kejam di dunia. Berdasarkan artikel kompas.com berjudul Jadi Eksekusi Paling Brutal di Dunia, Bagaimana Riwayat Penyaliban, prosedur penyaliban sangat brutal dan sadis.
Tak heran jika banyak orang yang dieksekusi dengan metode ini dipastikan meninggal dunia. Meski begitu, salah satu yang menjadi pertanyaan selama ini adalah bagaimana proses penyaliban bisa membuat nyawa seseorang melayang.
Jawabannya adalah korban meninggal akibat patologi multifaktorial atau faktornya sangat banyak. Salah satunya pada prosedur sebelum penyaliban.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, sebelum penyaliban, korban dicambuk dan dilukai. Hal ini menyebabkan korban mengalami trauma mendalam.
Baca juga: Lapisan Tersembunyi di Makam Yesus Kini Terungkap
Selain syok psikologis dan nyeri hebat, darah dan cairan yang mengalir dari luka bisa menyebabkan syok hipovolemik. Hipovolemia sendiri adalah kondisi penurunan volume darah akibat kehilangan darah maupun cairan tubuh.
Hipovolemia akan menyebabkan penurunan tekanan darah kemudian terjadi kerusakan jaringan dan kegagalan organ hingga berakibat fatal.
Korban yang menerima cambukan juga bisa mengalami serangan jantung vasovagal refleks. Itu adalah ketika terjadi malfungsi sistem saraf yang megatur denyut jantung dan tekanan darah.
Akibatnya, detak jantung akan melambat dan pembuluh kaki melebar. Ini memungkinkan darah mengumpul di kaki dan menurunkan tekanan darah.
Kondisi yang memicu keadaan tersebut dalam penyaliban adalah rasa sakit akut dari pencambukan di bagian leher, dada, perut, atau pangkal paha.
Sebab lain kematian akibat penyaliban adalah dehidrasi. Kebanyakan korban penyaliban tidak cukup makan dan minum sebelum eksekusi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan