KOMPAS.com – Selama ini, kita telah diperingatkan mengenai adanya bakteri super yang kebal antibiotik. Kini, ada ancaman baru yang diperingatkan oleh para peneliti, yaitu infeksi jamur super yang kebal obat-obatan.
Jamur bernama Candida auris ini sebetulnya adalah khamir normal yang hidup di kulit dan membran mukosa kita.
Namun seperti dilaporkan oleh The New York Times, jenis C auris yang kebal obat antifungal tiba-tiba bermunculan di seluruh dunia, mulai dari Inggris, Spanyol, India, Venezuela dan Amerika Serikat.
Infeksi C auris super menyebabkan demam, pegal linu dan rasa lelah. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa berubah fatal karena menyerang darah, otak atau jantung.
Baca juga: Kebal Antibiotik, Bakteri Super Bakal Bunuh Jutaan Manusia pada 2050
Terbaru, C auris menginfeksi seorang pria di New York. Setelah 90 hari dirawat di rumah sakit Mount Sinai, pria itu akhirnya meninggal.
Namun, tidak demikian dengan C auris. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jamur ini menempel dan bertahan hidup pada seluruh benda di ruang perawatannya, termasuk tempat tidur, gorden, pintu, telepon hingga langit-langit. Alhasil, pihak rumah sakit pun harus membersihkan ruangan secara khusus dan mengganti langit-langit dan lantai ruangan.
Cerita serupa juga dilaporkan oleh Rumah Sakit Royal Brompton di London. Untuk membersihkan ruangan yang baru saja dihuni oleh pasien C auris, rumah sakit untuk menggunakan penyemprot khusus untuk menghujani ruangan dengan hidrogen peroksida. Semua bakteri dan jamur di ruangan itu ditemukan mati, kecuali C auris.
Ketahanan inilah yang membuat C auris sangat mudah menyebar, khususnya ke orang-orang yang sistem imunitasnya lemah. Alhasil, infeksi ini cenderung menjadi wabah di lingkungan perawatan kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan panti jompo.
Baca juga: Hati-hati, Bakteri Super Bisa Menempel di Gorden Rumah Sakit
Badan Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melakukan pengujian C auris di beberapa panti jompo di Chicago. Hasilnya, 50 persen dari penghuni panti jompo telah terinfeksi jamur ini. Sejauh ini, CDC juga telah mendapatkan 587 laporan mengenai kasus C auris super di Amerika Serikat.
Para peneliti, termasuk dari CDC, kini tengah berlomba-lomba untuk menyelidiki cara menghentikan C auris.
Namun, mereka mendapati sesuatu yang mengejutkan: strain C auris super di masing-masing benua tenyata berbeda satu sama lain secara genetis. Artinya, C auris berkembang sendiri-diri secara bersamaan di seluruh dunia.
Masih belum diketahui apa yang menyebabkan hal ini, tetapi para peneliti menduga bahwa penyebabnya adalah penggunaan fungisida yang berlebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.