Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala NASA: Rudal Anti-Satelit India Bahayakan ISS dan Astronot

Kompas.com - 03/04/2019, 18:43 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Uji coba rudal anti-satelit milik India beberapa waktu yang lalu menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Kini, pimpinan Badan Antariksa AS (NASA) Jim Bridenstine turut buka suara.

Menurut administrator NASA itu, uji coba yang dilakukan India menciptakan setidaknya 400 keping puing orbital.

Hal ini menjadi masalah besar karena menempatkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan para astronot dalam bahaya.

Bridenstine menyebut, hanya 60 keping puing cukup besar yang dapat di lacak. Kabar buruknya, 24 di antaranya berada di atas apogee atau titik terjauh dari Bumi.

Baca juga: Uji Coba Rudal Anti-satelit India, Astronom Amatir Ungkap Kisah Asli

"Itu adalah hal yang mengerikan, mengerikan untuk menciptakan sebuah peristiwa yang mengirimkan puing-puing di sebuah apogee yang melampaui ISS," ujar Bridenstine dikutip dari CNN, Selasa (02/04/2019).

"Kegiatan semacam itu tidak kompatibel dengan masa depan pesawat ruang angkasa manusia," imbuhnya.

Melansir dari Business Insider, Selasa (02/04/2019), Bridenstine juga mengatakan bahwa risiko tabrakan ISS dengan puing-puing itu telah meningkat 44 persen dalam 10 hari akibar dari rudal India.

"Itu tidak bisa diterima dan NASA harus sangat jelas tentang apa dampaknya bagi kita," tegasnya.

Sebagai informasi, ISS mengorbit di sekitar Bumi dengan kecepatan luar biasa. Artinya, kepingan sampah terkecil pun bisa menyebabkan kerusakan serius.

Apalagi saat ini di dalam ISS terdapat enam awak astronot.

"Tidak dapat diterima bagi kami untuk mengizinkan orang membuat bidang puing orbital yang membahayakan orang-orang kami," tutur Bridenstine.

Beruntung keenam astronot di ISS aman untuk saat ini. Meski begitu, reaksi NASA bukanlah hal yang berlebihan.

Kepala Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India, G Satheesh Reddy, menyebut pihaknya telah memikirkan risiko tersebut. Untuk itu, menurut Reddy, satelit militer yang ditembak dalam uji coba 27 Maret lalu berada di ketinggian rendah untuk mengurangi risiko puing-puing.

"Tes itu dilakukan di atmosfer yang lebih rendah untuk memastikan tidak ada puing-puing angkasa," tulis Kementerian Luar Negeri India dalam keterangan persnya seperti yang diwartakan Science Alert, Rabu (03/04/2019).

Baca juga: Rusia Optimis Ciptakan Mesin Cuci Khusus untuk Astronot di ISS

"Apa pun puing yang dihasilkan akan membusuk dan jatuh kembali ke bumi dalam beberapa minggu," sambung keterangan pers itu.

Namun, meski misi itu dilakukan di orbit rendah, menurut NASA itu masih membahayakan keselamatan ISS dan para astronot.

NASA sendiri memiliki prosedur darurat ketika sepotong puing tak dapat dielakkan menabrak ISS. Jika itu terjadi, para astronot di atas kapal harus berlindung di "sekoci" yang akan membawa mereka kembali ke Bumi.

Itu merupakan skenario akhir dan tidak ingin dihadapi oleh astronot mana pun. Tapi, makin banyak puing yang mengorbit di planet kita, maka semakin tinggi kemungkinan hal tersebut terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com