Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bayi Kembar di China Punya Ayah Biologis Berbeda, Kok Bisa?

Kompas.com - 28/03/2019, 16:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Tak ada yang aneh dengan kelahiran bayi kembar. Namun, bagaimana jika masing-masing anak kembar tersebut memiliki DNA berbeda?

Hal inilah yang terjadi pada seorang perempuan di China yang melahirkan dua anak kembar dengan DNA berbeda.

DNA yang berbeda itu tentu tidak terjadi begitu saja. Ternyata, masing-masing anak tersebut memiliki ayah biologis yang berbeda.

Kejanggalan pertama kali diketahui suami perempuan tersebut yang memperhatikan kedua anak tersebut terlihat sangat berbeda. Laki-laki itu menyebut bahwa salah satu bayi sangat mirip dengannya, sedangkan lainnya tidak mirip sama sekali.

Baca juga: 1 Banding 4,7 Miliar, Perempuan AS Lahirkan 6 Bayi Kembar

Melansir dari Metro, Selasa (26/03/2019), kisah tersebut baru terungkap ketika pasangan tersebut akan mendaftarkan kelahiran kedua bayi tersebut.

Untuk menyelesaikan pendaftaran, mereka harus melakukan tes DNA untuk kedua bayi tersebut di Pusat Identifikasi Forensik Fujian Zhengtai. Saat hasilnya keluar, menurut direktur pusat identifiksi tersebut, sang suami terkejut bahwa salah satu bayi itu tidak memiliki hubungan biologis dengannya.

Pada akhirnya, perempuan tersebut mengakui dirinya telah berselingkuh dengan laki-laki lain.

Kasus Langka

Terlepas dari kisah tersebut, bayi kembar dari dua ayah berbeda merupakan kejadian yang sangat langka. Fenomena ini disebut dengan superfekundasi heteropaternal.

Meski jarang terjadi pada manusia, fenomena ini sering terjadi pada mamalia lain seperti anjing, kucing, dan sapi.

"Betina akan memiliki banyak perkawinan dengan banyak pejantan dan ini meningkatkan kemungkinan mereka menghasilkan keturunan ganda," ungkap Michael Carroll, ilmuwan reproduksi di Manchester Metropolitan University.

"(Manusia di sisi lain), bukan yang terbaik dalam pengembakbiakan (dengan cara ini)," imbuhnya dikutip dari The Guardian, Selasa (11/12/2019).

Cara Terjadi Pada Manusia

Menurut Jason Kasrarie, ketua Asosiasi Ahli Embriologi Klinis, ada dua cara kemungkinan fenomena ini terjadi pada manusia.

Pertama, ketika seorang perempuan melakukan hubungan seks dengan pasangan berbeda yang terpisah dalam rentang waktu sangat singkat. Artinya, perempuan tersebut melepaskan dua sel telur sekaligus.

Baca juga: Paling Langka di Dunia, Bayi Kembar dari 1 Sel Telur dan 2 Sperma

Kedua, perempuan tersebut melepaskan dua sel telur secara terpisah beberapa hari tapi masih dalam siklus reproduksi yang sama.

Untuk diketahui, sel sperma biasanya bisa bertahan selama beberapa hari di saluran reproduksi perempuan. Itu memungkinkan ketika perempuan berhubungan seks dengan pria lain, terjadi dua pembuahan.

"(Apa pun itu), ini sangat tidak biasa," ujar Carrol.

"Itu semua menambah banyak keanehan yang terjadi dalam siklus reproduksi yang sama," sambungnya.

Sayangnya, karena langkanya fenomena ini, hanya ada dua studi sejauh ini yang membahas superfekundasi heteropaternal. Keduanya ditulis di awal 1990-an.

Seorang penulis mengklaim bahwa satu dari 400 pasang kembar fraternal (yang muncul dari dua telur) sesuai dengan deskripsi. Penulis kedua menempatkan angka pada satu dari 13.000 kasus ayah.

Kedua penelitian itu menunjukkan bahwa kita tidak mengetahui dengan benar seberapa langka kasus ini. Apalagi, kasus macam ini baru bisa diketahui jika dilakukan tes DNA pada masing-masing anak kembar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com