Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Prediksi Indonesia Masuki Musim Kemarau pada April 2019

Kompas.com - 12/03/2019, 09:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Selain itu, wilayah-wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei sebanyak 99 ZOM (28.9 persen) meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi.

Sementara itu 96 ZOM (28.1 persen) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua akan masuk awal musim kemaraunya di bulan Juni 2019.

"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Curah Hujan Musim Kemarau (periode 1981-2010), kondisi Musim Kemarau 2019 diperkirakan NORMAL atau SAMA dengan rerata klimatologisnya pada 214 ZOM (62.6 persen), 82 ZOM (24 persen) akan mengalami kondisi kemarau BAWAH NORMAL (curah hujan musim kemarau lebih rendah dari rerata klimatologis) dan 46 ZOM (13.4 persen) akan mengalami kondisi ATAS NORMAL (lebih tinggi dari curah hujan reratanya)," tulis siaran pers tersebut.

BMKG juga mengingatkan masyarakat bahwa perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu di sebagian wilayah NTT, NTB, Jawa Timur bagian Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bagian tengah dan Selatan, Sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau serta Kalimantan Timur dan Selatan.

Kewaspadaan dan antisipasi dini juga diperlukan untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya yaitu di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa bagian Selatan dan Utara, Sebagian Sumatera, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Merauke.

Baca juga: Musim Kemarau Tiba, Penduduk Indonesia Wajib Berterima kasih

"Secara umum Puncak Musim Kemarau 2019 diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus - September 2019," tulis siaran pers tersebut.

"Imbauan disampaikan kepada Institusi terkait, Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat untuk waspada dan bersiap terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," sambung mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com