KOMPAS.com - Sebuah uji coba praklinis terhadap obat flu baru menunjukkan hasil yang begitu menjanjikan.
Obat baru tersebut ditemukan bisa memberikan perlindungan terhadap berbagai strain flu, bahkan pada tingkat infeksi yang mematikan sekalipun.
Perlu Anda ketahui, vaksin flu tahunan hanya melindungi Anda dari strain flu yang menjadi target. Hal ini berarti, Anda masih bisa terkena flu dari strain yang tidak ditarget sekalipun sudah menjalani vaksin.
Dipaparkan dalam jurnal Nature, obat baru ini meniru cara tubuh menggunakan antibodi dalam melawan virus.
Baca juga: Tidak Punya Empat Musim, Kapan Baiknya Vaksin Flu di Indonesia?
Untuk menemukannya, tim peneliti yang dipimpin oleh Maria van Dongen dari Janssen Research & Development bereskperimen dengan 500.000 konfigurasi molekul.
Salah satunya, yaitu benzylpiperazines, ditemukan paling mirip dengan antibodi alami tubuh. Para peneliti kemudian mengutak-atiknya lebih lanjut untuk mengoptimisasikan untuk meningkatkan interaksi molekul dengan situs pengikat antibodi pada virus.
Ian Wilson, pakar biologi dari Scripps Research Institute dan salah satu penulis studi, mengatakan kepada NPR, jika Anda memberi tahu saya 10 tahun lalu bahwa kita akan menemukan sebuah molekul kecil yang bisa melakukan hal ini, aku akan sangat terkejut.
“Ini adalah bukti prinspi bahwa obat yang kecil yang dapat diatur bisa bersikap layaknya antibodi yang sangat kuat,” imbuhnya.
Baca juga: Anggota Keluarga Terserang Flu? Lakukan 4 Hal Ini agar Tak Tertular
Namun, bukan berarti obat tersebut bisa langsung dilemparkan ke pasaran Masih banyak yang harus diselidiki, termasuk keamanan dan efektivitasnya pada manusia.
Sejauh ini, para peneliti baru mengujikannya pada tikus laboratorium dan paru-paru manusia yang ditumbuhkan di laboratorium.
Tikus-tikus tersebut diberi makan molekul sebelum dipaparkan pada virus flu yang mematikan. Hasilnya, molekul mampu memberikan perlindungan hingga 100 persen terhadap berbagai strain virus flu.
Pengujian pada paru-paru manusia buatan juga menunjukkan bahwa molekul mampu mengeliminasi virus flu pada tingkat sel.
Menanggapi keberhasilan ini, Jesse Bloom yang merupakan seorang pakar virologi dari Fred Hutchinson Cancer Research Center dan tidak terlibat dalam studi mnegatakan, kita membutuhkan lebih banyak obat untuk melawan flu, dan pendekatan ini bisa memberikan hal tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.