KOMPAS.com - Dalam sebuah grup whatsapp ibu-ibu, salah satu topik yang sedang hangat dibicarakan adalah leukimia pada anak.
Perbincangan ini dimulai saat salah satu anggota grup bercerita tentang seorang anak yang meninggal karena leukimia.
Anak tersebut awalnya terlihat sehat, tak ada yang mencurigakan. Namun tiba-tiba dia demam selama satu minggu penuh. Saat dibawa ke rumah sakit, tim dokter mendiagnosisnya dengan leukimia.
"Enggak sampai seminggu meninggal," kata narasumber yang dirahasiakan identitasnya.
Lantas, benarkah demam berkepanjangan adalah tanda leukimia?
Baca juga: Desainer Sel Kekebalan Sembuhkan Leukimia
Sebelum membahas hal tersebut, perlu diketahui bahwa leukimia adalah salah jenis kanker yang paling sering menyerang anak, dengan insiden sebesar 2,8 per 100.000 penduduk.
Menurut data Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI), ada lebih dari 33.000 anak Indonesia yang mengidap kanker dan prevalansinya terus meningkat setiap tahun sekitar 7 persen.
Di negara maju, 80 persen anak dengan kanker dapat bertahan hidup dan kembali sehat. Namun persentasi tersebut ditemukan lebih kecil di negara dengan penduduk berpenghasilan sedang hingga rendah.
Dr. dr. Murti Andriastuti, SpA(K), leukimia merupakan kanker yang menyerang sel darah putih.
"Pada kondisi normal, sel darah putih akan dihasilkan oleh sumsum tulang secara teratur untuk mengatasi infeksi. Namun pada pasien leukimia, sumsum tulang akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dan tidak dapat berfungsi dengan baik," katanya yang juga merupakan staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam keterangan resmi.
Saat produksi sel darah putih bekerja secara berlebihan dan abnormal, maka dapat mengakibatkan penumpukan pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah merah menjadi berkurang.
Selain itu, sel darah putih yang abnormal akan menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, paru-paru, tulang belakang hingga otak.
Penyebab leukimia pada anak
Murti berkata, kanker pada anak seperti leukimia memiliki perbedaan dengan jenis kanker yang menyerang orang dewasa.
Kanker leukimia pada anak umumnya terkait kelainan genetik atau dipengaruhi faktor lingkungan, sehingga sulit untuk dicegah.