Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Perempuan Bisa Hidup Lebih Lama Dibanding Laki-laki?

Kompas.com - 05/02/2019, 18:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Anak laki-laki 20-30 persen lebih berkemungkinan meninggal saat masa akhir kehamilan. Mereka juga 14 persen lebih berkemungkinan dilahirkan lebih cepat. Bayi laki-laki cenderung lebih besar dan lebih berisiko mengalami cedera saat lahir," kata Lorna Harries, pengajar di Exeter University.

Di antara unggas, jantan memiliki dua kopi kromosom X dan hidup lebih lama daripada betina.

2. Hormon

Selama masa remaja, anak laki-laki dan perempuan tumbuh menjadi pria dan perempuan karena perubahan hormon.

Testosteron, yang membuat tubuh lebih besar dan kuat, menyebabkan sejumlah hal yang dipandang sifat kebanyakan laki-laki, seperti suara yang lebih dalam dan dada yang lebih berbulu.

Tingkat kematian meningkat di antara pria saat terjadi lonjakan testosteron, yang terjadi pada periode terakhir masa remaja.

Para ahli mengatakan, hal ini kemungkinan disebabkan pria melakukan kegiatan berisiko seperti berkelahi, mengendarai sepeda dan mobil dalam kecepatan tinggi, selain bunuh diri.

Beberapa tahun lalu, ilmuwan Korea Han-Nam Park menganalisis catatan rinci Imperial Court, Joseon Dynasty, dari abad ke-19.

Dia mengkaji rincian tentang 81 laki-laki yang dikebiri, yang testisnya dicabut saat masa puber.

Analisisnya mengungkapkan, orang kasim hidup sampai sekitar umur 70 tahun - sementara rata-rata usia hidup pria di istana adalah hanya 50 tahun.

Tiga pria yang dikebiri bahkan dapat merayakan ulang tahun ke-100.

Meskipun tidak semua kajian jenis orang kasim lainnya menunjukkan perbedaan yang begitu besar, secara umum sepertinya manusia (dan binatang) tanpa testis memang lebih lama masa hidupnya.

Hormon seks perempuan, estrogen, juga dipandang sebagai "antioksidan", yang berarti menghilangkan unsur kimia beracun penyebab stres sel.

Dalam percobaan pada binatang, betina yang kekurangan estrogen cenderung tidak hidup selama yang tidak dioperasi, kebalikan dari keadaan pria yang dikebiri.

Para peneliti di Spanyol mengajukan sebuah makalah pada tahun 2005 yang menyatakan estrogen meningkatkan gen terkait dengan umur panjang, termasuk yang terkait dengan enzim antioksidan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com