Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Menahan BAB Bikin Keringat Dingin?

Kompas.com - 01/02/2019, 20:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Anda mungkin pernah menahan buang air besar karena kondisi tertentu. Misalnya saat sedang ujian, rapat dengan klien penting, di tengah kemacetan, atau bepergian jauh yang tidak memungkinkan Anda untuk pergi ke toilet saat itu juga.

Tak cuma bikin gelisah, biasanya keringat dingin mulai mengalir di sekujur tubuh saat Anda menahan BAB. Sebenarnya, kenapa menahan buang air besar bisa bikin keringat dingin, ya?

Penjelasannya begini. Ketika kotoran alias feses sudah mulai menumpuk di usus besar, tubuh akan mengirimkan sinyal yang memberitahukan bahwa Anda harus segera pergi ke toilet.

Namun, Anda terpaksa mengencangkan bukaan anus supaya kotoran tidak keluar pada saat itu.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kita Tertawa saat Geli?

Seorang dokter spesialis penyakit saluran cerna, Anish Sheth, MD, mengungkap kepada Reader’s Digest bahwa saat menahan buang air besar, gerakan usus besar merangsang saraf vagus untuk berkontraksi.

Saraf vagus adalah saraf kranial panjang yang membentang dari organ-organ perut, termasuk organ-organ di saluran pencernaan.

Ibarat mendorong mobil, Anda memaksa saraf dan otot tubuh untuk mengeluarkan tenaga ekstra supaya mobil bisa bergerak maju. Begitu juga saat Anda menahan buang air besar, saraf vagus akan berkontraksi supaya feses tidak keluar dalam beberapa waktu.

Lama-kelamaan, saraf yang aktif tadi juga akan merangsang keluarnya keringat dan membuat tubuh jadi menggigil. Bukan cuma itu, tekanan darah dan detak jantung Anda juga ikut menurun.

Menahan buang air besar juga bisa bikin sakit perut

Atas alasan apa pun, menahan buang air besar sangat tidak dianjurkan. Terlebih jika Anda terus menunda-nunda buang air besar hingga berjam-jam.

Bukan cuma membuat tidak nyaman, kelamaan menahan buang air besar bisa membahayakan kesehatan.

Dalam beberapa jam pertama, perut akan terasa seperti tertekan saat Anda menahan buang air besar. Rasanya mirip seperti saat Anda mengalami perut kembung atau kram perut.

Lama-kelamaan, perut Anda justru terasa kosong dan tidak lagi muncul hasrat ingin buang air besar.

Namun tunggu dulu. Ini bukan berarti feses tadi lantas hilang begitu saja. Justru, Anda baru saja terkena sembelit.

Semakin lama Anda menahannya feses akan semakin keras dan menumpuk di dalam usus besar. Timbunan feses ini akan menekan saluran pencernaan dan membuat perut Anda tampak lebih buncit.

Begitu sampai di kamar mandi, Anda pun harus ngeden alias mengejan lebih keras untuk mendorong feses keluar. Hati-hati, hal ini bisa memicu robekan kecil pada anus atau istilah medisnya disebut dengan fisura ani. Ini bisa mengakibatkan Anda mengalami BAB berdarah.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Sih Kaki dan Tangan Bisa Kesemutan?

Itulah kenapa, sebisa mungkin hindari menahan buang air besar terlalu lama. Ada baiknya, segeralah pergi ke kamar mandi ketika muncul hasrat ingin buang air besar.

Kalaupun harus menahan buang air besar, jangan sampai dibiarkan terlalu lama. Begitu pekerjaan atau urusan Anda selesai, segeralah buang air besar untuk mencegah sembelit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau