Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Langka, Wanita Ini Mendadak Tak Bisa Dengar Suara Pria

Kompas.com - 13/01/2019, 18:24 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bagaimana jadinya jika Anda tiba-tiba tidak bisa mendengar suara dari lawan jenis? Sebagian dari Anda mungkin berpikir itu hal mustahil dan sulit dipercaya.

Namun, inilah yang terjadi pada seorang perempuan di China. Perempuan bernama Chen itu mendadak mendadak mengalami kondisi tak biasa yang membuatnya tidak bisa mendengar suara laki-laki.

Melansir dari Newsweek, Kamis (10/01/2019) perempuan itu mengunjungi rumah sakit setelah mendengar suara pacarnya. Dia juga menjelaskan pada dokter bahwa pada malam sebelumnya mengalami dengingan telinga yang kuat diikuti muntah.

Dengingan itu adalah kondisi yang dikenal sebagai tinitus.

Baca juga: Menjulurkan Lidah Sejak dalam Kandungan, Bayi Ini Alami Kondisi Langka

Di rumah sakit, Chen dirawat oleh dokter perempuan Lin Xiaoqing. Ketika perawatan Chen tidak bisa mendengar suara pasien pria di dekatnya "sama sekali".

Xiaoqing mendiagnosis Chen menderita kehilangan pendengaran dengan kemiringan terbalik. Itu adalah jenis gangguan pendengaran frekuensi rendah yang langka.

Penyakit Reverse-slope hearing loss (RSHL) itu mendapatkan namanya dari bentuk yang dihasilkan dalam visualisasi tes pendengaran.

Menurut klinik audiologi HEARS, PC di Cumming, Georgia kemiringan yang dimaksud adalah cermin dari kemiringan yang dihasilkan oleh gangguan pendengaran frekuensi tinggi.

Melansir Live Science, Jumat (11/01/2019), manusia mendeteksi suara melalui getaran rambut-rambut kecil dalam telinga.

Audiolog di Pusat Medis Weill Cornell New York, Dr Michelle Kraskin mengatakan, seiring waktu (baik karena faktor genetika, cedera, maupun obat-obatan) rambut itu bisa menjadi rapuh dan rentan terhadap kerusakan.

"Rambut-rambut yang mengeluarkan suara frekuensi tinggi lebih halus dan karena itu, mereka yang cenderung lebih dulu mati," ungkap Kraskin yang tidak terlibat dalam perawatan Chen.

"Ini menjelaskan mengapa gangguan pendengaran lebih sering mempengaruhi kemampuan kita untuk mendengar suara lebih tinggi dibanding yang lebih rendah," imbuhnya.

Padahal, dalam kasus Chen, dia mengalami kehilangan pendengaran suara bernada rendah.

"(Kasus ini) kurang umum karena bagian pemrosesan bass dari koklea - bagian berbentuk siput di bagian dalam telinga - sangat terlindung dengan baik," kata Jackie Clark, profesor klinis School of Behavioral and Brain Sciences di University of Texas, Dallas.

"Penyebab timbulnya RSHL yang tiba-tiba bisa termasuk masalah pembuluh darah atau trauma," imbuh Clark yang juga tidak terlibat dalam kasus Chen.

Baca juga: Kondisi Langka, Lidah Wanita Ini Menghitam Setelah Konsumsi Antibiotik

Clark menyebut, gangguan autoimun yang mempengaruhi telinga bahian dalam diperkirakan terjadi pada sekitar satu persen populasi AS.

"Memang kondisi autoimun di telinga bagian dalam dapat menyebabkan masalah keseimbangan yang dapat menyebabkan muntah (gejala yang dialami Chen)," kata Clark.

"Meskipun mungkin lucu membayangkan sebuah dunia di mana suara laki-laki tidak ada, kehilangan pendengaran bukanlah lelucon," imbuhnya.

Dia menegaskan kehilangan pendengaran yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan harus secepatnya menggunjungi spesialis. Jika gangguan ini terdeteksi dengan cepat maka kemungkinan untuk pemulihan akan lebih cepat, kata Kraskin.

"Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda mendeteksinya dalam 48 jam, Anda memiliki peluang terbaik untuk pemulihan," tegas Kraskin.

Dalam kasus Chen, dokternya mengatakan bahwa stres karena bekerja lembur dan kyrang tidur adalah masalahnya.

Dia menegaskan istirahat akan segera emulihkan kondisi pendengaran Chen sepenuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com