Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Lautan Dunia Memanas Lebih Cepat dari Perkiraan

Kompas.com - 11/01/2019, 19:13 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber AFP

 

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lautan dunia memanas dengan kecepatan yang semakin cepat. Hal ini merupakan efek dari pemanasan global.

Sayangnya, ini adalah kabar buruk bagi dunia. Itu karena beragam kehidupan laut dan pasokan makanan utama bagi Bumi kian terancam seiring memanasnya lautan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal AS Science ini dipimpin oleh Chinese Academy of Sciences. Para peneliti membantah laporan sebelumnya yang menjelaskan tentang adanya jeda dalam pemanasan global dalam beberapa tahun terakhir.

Teknologi terbaru menunjukkan tidak ada hiatus seperti itu. Temuan baru ini juga meningkatkan kekhawatiran baru tentang laju perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap salah satu bagian utama planet ini - lautan.

Baca juga: Bumi Mengisap Lautan dalam Jumlah Besar, Apa Risikonya?

"Pemanasan lautan adalah indikator perubahan iklim yang sangat penting, dan kami memiliki bukti kuat bahwa pemanasannya lebih cepat dari yang kami duga," kata Zeke Hausfather, co-author penelitian ini dikutip dari AFP, Kamis (10/01/2019).

Sebagai informasi, sekitar 93 persen dari kelebihan panas yang terperangkap di sekitar Bumi oleh gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan terakumulasi di lautan dunia.

Laporan terbaru mengandalkan empat studi, yang diterbitkan antara 2014 dan 2017, yang memberikan perkiraan yang lebih tepat dari tren masa lalu dalam panas lautan. Metode ini memungkinkan para ilmuwan untuk memperbarui penelitian masa lalu dan mengasah prediksi untuk masa depan.

Faktor kunci dalam angka yang lebih akurat adalah armada pemantau laut yang disebut Argo, yang mencakup hampir 4.000 robot mengambang di lautan.

"(Mereka) melayang di seluruh lautan dunia, setiap beberapa hari menyelam ke kedalaman 2.000 meter (meter) dan mengukur suhu laut, pH , salinitas, dan bit informasi lainnya ketika mereka naik kembali," kata laporan itu.

"(Argo) telah menyediakan data yang konsisten dan luas tentang kandungan panas lautan sejak pertengahan 2000-an," sambung mereka.

Analisis baru menunjukkan pemanasan di lautan sedang berlangsung dengan pengukuran kenaikan suhu udara.

"Model ini memprediksi bahwa suhu 2.000 meter teratas lautan dunia akan naik 0,78 derajat Celcius pada akhir abad ini," katanya.

Ekspansi termal - pembengkakan air saat menghangatkan - akan menaikkan permukaan laut sebanyak 30 sentimeter, di atas kenaikan permukaan laut apa pun dari pencairan gletser dan lapisan es.

"Sementara 2018 akan menjadi tahun terpanas keempat pada rekor di permukaan, itu pasti akan menjadi tahun terpanas pada rekor di lautan, seperti 2017 dan 2016 sebelumnya," kata Hausfather.

"Sinyal pemanasan global jauh lebih mudah dideteksi jika berubah di lautan daripada di permukaan tanah," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau