KOMPAS.com — Asteroid yang menghantam Bumi lebih dari 65 juta tahun lalu tidak hanya menyebabkan ledakan dahsyat di permukaan planet saja. Berdasarkan sebuah penelitian baru, asteroid tersebut ternyata juga memicu timbulnya tsunami setinggi hampir 1 kilometer yang melalui Teluk Meksiko.
Tak heran jika tubrukan dari asteroid sepanjang 14 kilometer ini pun mampu mengakhiri zaman dinosaurus dan menyebabkan kepunahan Cretaceous-Paleogene (K-Pg).
"Asteroid yang dikenal dengan nama asteroid Chicxulub ini mengakibatkan tsunami global yang sangat besar dan belum pernah terjadi di sejarah modern," kata Molly Range, peneliti utama dari University of Michigan.
Range dan rekan-rekannya mempresentasikan penelitian yang belum dipublikasikan tersebut dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 14 Desember lalu di Washington, DC.
"Gagasan ini merupakan hal yang baru. Sejauh yang kami tahu, kami adalah yang pertama memodelkan tsunami secara global, mulai dari dampak hingga akhir perambatan gelombang," jelas Range.
Baca juga: Kepunahan Dinosaurus, Cara untuk Memahami Dampak Pemanasan Global
Gagasan ini bermula ketika pembimbing Range di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan menyadari adanya kesenjangan mencolok dalam penelitian Chicxulub. Terutama, tidak ada yang menerbitkan simulasi tsunami global yang diakibatkan oleh asteroid.
"Baru saat memulai proyek ini, saya menyadari sekali hal yang sebenarnya dari tsunami. Dan tentu saja itu merupakan kisah penelitian yang menyenangkan untuk dibagikan," kata Range.
Menghitung dampak tsunami
Para peneliti tahu bahwa asteroid menghantam air dangkal di Teluk Meksiko. Namun, untuk memodelkan seberapa besar dampaknya, mereka membutuhkan model yang dapat menghitung deformasi kerak Bumi yang membentuk kawah serta gelombang air mulai dari terbentuk serta kembali normal.
Jadi, para peneliti meminta bantuan ke Brandon Johnson, asisten profesor di Brown University, Rhode Island, yang mempelajari dampak kawah.
Johnson menjalankan model yang merinci apa yang terjadi dalam 10 menit setelah dampak tabrakan asteroid.
"Pada titik tersebut, air bergerak kembali ke kawah yang sudah terbentuk. Lalu kembali keluar dan membentuk gelombang runtuh," papar Range.
Baca juga: Kepunahan Massal ke-6 Sudah Dimulai, Siapkah Anda?
Sementara itu, pada model kedua, tim mempelajari bagaimana tsunami menyebar melalui lautan di seluruh dunia. Mereka menggunakan data dari model pertama, serta medan kuno samudra untuk menentukan bagaimana tsunami akan terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan efek tsunami terasa di seluruh dunia.
"Kami menemukan bahwa tsunami bergerak di seluruh lautan. Di Teluk Meksiko, air bergerak secepat 143 kilometer per jam dan dalam 24 jam pertama, dampak tsunami menyebar dari Teluk Meksiko ke Atlantik," tambah Range.
Bukti lain yang mendukung adanya tsunami juga didapat dari catatan sedimen yang ditemukan di beberapa tempat. Air yang bergerak cepat kemungkinan menyebabkan erosi dan gangguan sedimen di Pasifik Selatan, Atlantik Utara, dan cekungan laut Mediterania.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.