Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Laba-laba Black Widow, Pria Kanada Tak Bisa Kencing

Kompas.com - 28/12/2018, 17:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Apa jadinya jika Anda tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk kencing? Tentu sulit membayangkannya, bukan?

Namun inilah yang terjadi pada seorang pria Kanada. Pria itu kehilangan kemampuan kencing setelah digigit seekor laba-laba black widow.

Pria ini mengalami retensi urine akut, yang berarti dia tidak bisa buang air kecil walaupun kandung kemihnya sudah penuh.

Kasus ini dipublikasikan pada Juli lalu di Canadian Journal of Emergency Medicine. Dalam laporan itu, pria berusia 50 ini bertemu laba-laba ketika berjalan melalui rumput tinggi di dekat rumahnya Ontario Selatan.

Sebenarnya, laba-laba black widow jarang ditemukan di Kanada. Itu karena jenis arakhnida ini biasanya memiliki habitat yang lebih hangat.

Baca juga: Musim Kawin, Laba-laba Yunani Bikin Jaring Lebih dari 300 Meter

Melansir dari Live Science, Kamis (27/12/2018), perubahan iklim mungkin mendorong laba-laba ini menjelajah lebih jauh ke utara.

Saat merasakan gigitan, pria itu tidak terlalu memikirkannya dan hanya menyingkirkan laba-laba tersebut. Tapi dua jam kemudian, pria itu merasakan sakit yang luar biasa di kakinya.

Keesokan paginya, rasa sakitnya makin parah. Dia juga mengalami kram di perut sehingga harus dilarikan ke ruang gawat darurat.

Mulanya, dokter pertama yang menanganinya mengira rasa sakit yang dialami pria itu disebabkan oleh batu ginjal. Setelah pemeriksaan singkat, pria itu dipulangkan.

Namun, dia kembali lagi di hari yang sama karena rasa sakit di perutnya bertambah buruk. Dokter kemudian merujuknya ke rumah sakit yang lebih besar untuk pemeriksaan tambahan.

Pria ini kemudian berada di bawah penanganan Dr Matthew Carere, yang melaporkan kasus tersebut. Carere mengatakan, sesampainya di ruang gawat darurat, pria itu sangat kesakitan, banyak berkeringat, dan kedua kelopak matanya bengkak.

Terlebih lagi, tekanan darahnya sangat tinggi. Hasil CT scan mengungkap bahwa kandung kemihnya membengkak secara besar-besaran.

Selama pemeriksaan, pria itu memberi tahu bahwa dirinya digigit laba-laba sehari sebelumnya. Tapi, ketika memeriksa kulit, dokter tidak menemukan bukti gigitan atau ruam.

Meski tidak ada tandanya, Carere mencuriagai pria itu digigit laba-laba black widow utara. Spesies itu mudah ditemukan di Ontario Selatan.

Racun laba-laba black widow mengandung berbagai racun yang mungkin bertanggung jawab atas gejala yang dialami pria tersebut. Racun ini menyebabkan sindrom medis yang dikenal dengan istilah "latrodectism".

Baca juga: Berkumpul Bikin Keberanian Laba-laba Ini Makin Meningkat, Kok Bisa?

Sindrom ini menunjukkan gejala seperti tekanan darah tinggi, banyak berkeringat, dan nyeti otot.

Racun ini juga mengandung enzim yang menyebabkan banjir neurotransmiter dan vasodilator.

Neurotransmiter sendiri merupakan bahan kimia yang mengirimkan sinyal dari satu neuron ke neuron berikutnya. Sedangkan vasodilator adalah zat yang memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.

Pelepasan salah satu neurotransmitter yang disebut asetilkolin, mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pria itu mengalami retensi urin dan mengalami kesulitan kencing setelah gigitan laba-laba, kata Carere.

Dia juga mencatat bahwa faktor lain mungkin berpengaruh adalah usia pria itu. Kemungkinan, pria berusia 50 tahun ini memiliki semacam hiperplasia prostat jinak yang mendasari, atau pembesaran prostat.

Carere mencatat bahwa para dokter tidak dapat secara definitif membuktikan bahwa gigitan laba-laba adalah penyebab retensi urin pria tersebut.

Memang, mereka tidak dapat menemukan kasus sebelumnya tentang hal ini terjadi dalam literatur medis.

Pria itu dirawat di rumah sakit selama dua hari hingga dokter bisa memasukkan kateter untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan mengendalikan tekanan darah serta rasa sakitnya.

Pada saat dia pulang ke rumah, dia bisa kencing tanpa masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com