"Ini tidak seperti topografi sekitarnya yang banyak terkikis. Daerah ini terlihat sangat muda. Itu tampak seperti buatan (manusia)," ujar Danny.
Penelitian bawah situs
Danny dan timnya menggunakan berbagai teknik untuk mengintip bawah tanah situs.
Beberapa metode yang dilakukan adalah survei radar penembus tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.
Dari cara ini, para ahli secara bertahap menemukan beberapa lapisan struktur yang cukup besar.
Lapisan struktur tersebar di area seluas sekitar 15 hektar (150.000 meter persegi) dan telah dibangun ribuan tahun lalu dengan lapisan-lapisan yang mewakili periode berbeda.
Dalam laporan yang disampaikan pada pertemuan AGU, para ahli menyatakan bahwa di bagian paling atas ada pilar batuan basal yang membingkai teras dengan susunan kolom batu membentuk dinding, jalur, dan ruang. Mereka memperkirakan lapisan berusia sekitar 3.000 sampai 5.000 tahun.
Di bawah permukaan itu hingga kedalaman sekitar 3 meter ada lapisan kedua dari kolom batu serupa yang diperkirakan berusia 7.500 sampai 8.300 tahun.
Pada lapisan ketiga, memanjang sekitar 15 meter di bawah permukaan dan diperkirakan berusia lebih dari 9.000 tahun, mungkin bisa mencapai 28.000 tahun.
Survei yang dilakukan Danny dan timnya juga mendeteksi beberapa ruang bawah tanah.
Baca juga: Arkeolog Temukan Pemakaman Kuno Aneh, Bukti Ritual Pembunuhan Vampir?
Hingga saat ini, bagian puncak situs Gunung Padang masih digunakan masyarakan sebagai tempat suci untuk berdoa dan meditasi.
"Mungkin ini juga dilakukan manusia kuno ribuan tahun lalu di sana," tutup Danny.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.