Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Situs Gunung Padang di Jawa Barat Diungkap dalam Pertemuan AGU

Kompas.com - 18/12/2018, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com — Situs gunung Padang yang ada di Jawa Barat telah lama menarik perhatian arkeolog dunia. Pada Rabu (12/12/2018), pakar Indonesia membahas situs tersebut dalam acara tahunan American Geophysican Union (AGU).

Dalam pembahasannya, ahli menduga struktur piramida itu menyimpan sisa kuil kuno yang tersembunyi selama ribuan tahun di bawah tanah.

Struktur piramida yang terletak di puncak Gunung Padang, Jawa Barat, itu ditemukan pertama kali pada awal abad ke-19. Temuan awal mengatakan situs arkeologi itu menyimpan barisan pilar batu kuno.

Para ahli pun mengatakan, "bukit" miring yang menopang puncak situs dibuat oleh manusia pada masa lalu dan bukan bagian dari lanskap alam berbatu.

Baca juga: Merunut Kisah Penemuan Dinding Gua Tertua di Kalimantan

Struktur seperti piramida tersembunyi untuk waktu yang lama karena telah dikaburkan oleh dedaunan dan terlihat seperti bukit (lingkaran merah), dengan megalit terbuka di bagian atas (lingkaran kuning). Struktur seperti piramida tersembunyi untuk waktu yang lama karena telah dikaburkan oleh dedaunan dan terlihat seperti bukit (lingkaran merah), dengan megalit terbuka di bagian atas (lingkaran kuning).
"Apa yang sebelumnya dilihat sebagai permukaan bangunan, bila dilihat ke dalamnya, ini adalah struktur yang sangat besar," ujar Andang Bachtiar, ahli geologi independen dari Indonesia yang mengawasi pengeboran inti dan analisis tanah untuk proyek tersebut, dilansir Live Science, Senin (17/12/2018).

Menurut peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja yang terlibat dalam penelitian proyek ini, meski struktur yang terkubur menyerupai piramida, bentuknya lain dengan yang dibangun suku bangsa Maya.

Piramida miliki suku bangsa Maya cenderung simetris, sementara struktur piramida di situs Gunung Padang memanjang dan ada setengah lingkaran di bagian muka.

"Ini kuil yang unik," kata Danny.

Danny dan timnya menduga, megalit (batu besar) yang tersembunyi mungkin lebih dibanding yang tampak. Pasalnya, beberapa bagian yang muncul di situs arkeologi tidak cocok dengan batu berdiri.

Danny mengatakan, bentuk bukit yang "ganjil" juga menonjol dari lanskap.

"Ini tidak seperti topografi sekitarnya yang banyak terkikis. Daerah ini terlihat sangat muda. Itu tampak seperti buatan (manusia)," ujar Danny.

Penelitian bawah situs

Danny dan timnya menggunakan berbagai teknik untuk mengintip bawah tanah situs.

Beberapa metode yang dilakukan adalah survei radar penembus tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.

Dari cara ini, para ahli secara bertahap menemukan beberapa lapisan struktur yang cukup besar.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau