Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Pendekatan Radikal Kedokteran, Gunakan Aliran Listrik sebagai Obat

Kompas.com - 15/12/2018, 18:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Salah satu contoh kisah sukses datang dari alat yang digunakan untuk mengobati epilepsi yang resistan terhadap obat. Perangkat yang dibuat oleh LivaNova ini telah digunakan oleh lebih dari 100.000 orang.

Alat ini membantu mencegah aktivitas listrik abnormal yang menyebabkan kejang di otak dengan memberikan aliran listrik dalam ukuran kecil secara berkala 24 jam sehari, setiap hari. Aliran listrik ini menjalar ke saraf vagus dan masuk ke otak.

Lebih dari 40 persen pasien yang menggunakan perangkat ini berkurang jumlah kejangnya hingga setengahnya. Namun, aliran listrik yang konstan tersebut dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti rasa sakit, sakit kepala, dan sesak napas.

Penemuan-penemuan baru terus dilakukan

Meski merangsang saraf vagus dengan listrik jelas menguntungkan, namun pendekatan tersebut masih kasar. Merangsang saraf dengan cara seperti itu ibarat meneriakkan instruksi daripada mencoba berdialog.

Sebenarnya pendekatan ini akan jauh lebih kuat jika kita bisa merekam pesan-pesan yang dikirim melalui saraf. Pesan-pesan ini dapat memperingatkan kita akan adanya serangan kejang epilepsi, misalnya, dan dapat menyalakan stimulasi yang diperlukan saat itu juga.

Namun, merekam sinyal pada saraf tidaklah mudah. Saraf vagus mengandung puluhan ribu neuron dan setiap sinyal listrik sangat lemah dan sulit dideteksi. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa gangguan sinyal dari otot seringkali 100 kali lebih kuat daripada sinyal di dalam saraf.

Untuk mendeteksi kejang yang akan terjadi, misalnya, perangkat yang ditanamkan harus dapat merekam dan mengidentifikasi satu sinyal kecil dari sinyal kecil lainnya pada saat yang bersamaan. Ini seperti berada di konser musik rock, dan mencoba mendengarkan percakapan di sisi lain stadion.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, kerja yang berkelanjutan dari para ilmuwan, dokter, dan insinyur mulai mewujudkan mimpi tentang obat bioelectronic menjadi kenyataan.

Kemajuan teknologi elektroda, sinyal, dan desain implan telah memainkan peran kunci. Rekaman-rekaman baru dari saraf vagus juga telah memberikan informasi tentang pernafasan yang mungkin penting untuk mendesain perangkat untuk mengobati gangguan pernapasan .

Lebih dari dua abad setelah Luigi Galvani membuat katak menari, kemungkinan akan adanya teknologi antarmuka dalam sistem saraf mendekati kenyataan, dan saraf vagus bukan satu-satunya target.

Penelitian di Inggris berusaha mengembalikan fungsi kendali kandung kemih kepada pasien yang mengalami cedera sumsum tulang belakang dengan merekam sinyal dari saraf sakral, dan di seluruh dunia ada upaya untuk menciptakan kaki palsu yang dikendalikan langsung oleh pikiran pasien.

Listrik mungkin tidak menggantikan obat-obatan konvensional, tetapi dalam waktu dekat, listrik pasti akan melengkapi pengobatan konvensional.

Benjamin W Metcalfe

Assistant Professor of Engineering, University of Bath

Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Pendekatan radikal kedokteran gunakan aliran listrik sebagai obat". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com