Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Pendekatan Radikal Kedokteran, Gunakan Aliran Listrik sebagai Obat

Kompas.com - 15/12/2018, 18:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Benjamin W Metcalfe

KETIKA satu-satunya alat Anda adalah palu, setiap masalah tampak seperti paku.

Pepatah ini sangat tepat dalam dunia kedokteran di mana dokter mengobati hampir semua penyakit, mulai dari depresi hingga penyakit darah tinggi dengan pil. Jika dokter Anda memberi resep obat selain pil (dengan asumsi bahwa Anda tidak perlu operasi), Anda mungkin berpikir mereka adalah dukun.

Namun, cara pandang seperti ini akan berubah. Dunia pengobatan semakin radikal, dan salah satu pendekatan baru yang radikal untuk mengobati penyakit adalah dengan menggunakan aliran listrik.

Mengapa listrik? Nah, semua yang kita lakukan, mulai dari berjalan hingga bermimpi, dikendalikan atau diatur oleh sinyal-sinyal listrik. Sinyal-sinyal ini berjalan melalui sistem saraf dan mereka menyampaikan informasi dan membantu kita membuat keputusan yang rumit.

Pusat aktivitas listrik ada di otak, dan dari sana saraf bercabang ke seluruh bagian tubuh.

Sinyal-sinyal listrik begitu penting. Cedera pada satu bagian sistem saraf mana pun bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Kecelakaan yang umum terjadi pada sistem saraf melibatkan cedera pada sumsum tulang belakang. Di seluruh dunia, cedera tulang belakang dialami sekitar 2,5 juta orang dengan sekitar 130.000 kasus baru setiap tahun.

Jika kita dapat menemukan suatu cara untuk membaca dan menulis sinyal listrik, atau dengan kata lain memahami bahasa sistem saraf, kita akan dapat membuat penghubung digital dengan tubuh. Sebuah alat yang ditanam akan dapat menjembatani celah yang diakibatkan oleh cedera tulang belakang.

Bukan hanya orang dengan cedera tulang belakang yang akan mendapat manfaat dari teknologi semacam ini. Kita bisa memberi instruksi pada pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, atau kita dapat meningkatkan atau menurunkan denyut jantung tanpa perlu menggunakan pil. Intinya, kita bisa mengendalikan tubuh.

Katak-katak yang menari

Luigi Galvani adalah salah satu ilmuwan pertama yang menyadari bahwa listrik memiliki peran dalam aktivitas kita sehari-hari. Ia menemukan pada 1791 ketika ia melakukan eksperimen pada katak, dia membuat kaki mereka berkedut karena aliran listrik. Satu abad kemudian, ide alat pacu jantung buatan mulai diperdebatkan.

Galvani membuat kaki katak bergerak dengan aliran listrik. Luigi Galvani/Wikimedia Commons

Saat ini bioelectronic adalah bidang penelitian yang sangat aktif, namun dua abad sejak Galvani membuat katak menari pertama kali, hanya ada beberapa perangkat yang diciptakan untuk sistem saraf dan tersedia secara komersial.

Salah satu yang paling umum adalah alat pacu jantung. Perangkat ini pertama kali ditanamkan pada 1958. Pasien yang memasang alat pacu jantung tersebut hidup lebih lama dari ahli bedah dan insinyur yang menciptakannya.

Target selanjutnya untuk perangkat yang baru adalah saraf vagus. Saraf ini, yang mengalir di kedua sisi leher Anda, terhubung ke banyak organ, dan perangkat yang merangsangnya mungkin dapat mengobati penyakit mulai dari radang sendi sampai kecanduan alkohol.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau