Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Dalam Waktu 6 Jam, Miliaran Nanoplastik Cemari Organ Kerang

Kompas.com - 06/12/2018, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Mikroplastik yang mencemari lautan adalah masalah yang sedang dihadapi semua bangsa. Kini, studi terbaru menunjukkan bahwa hanya dalam waktu enam jam, miliaran nanoplastik dapat mencemari hewan laut.

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang diameternya kurang dari lima milimeter atau sebesar biji wijen sampai 330 mikron (0,33 mm). Sementara partikel plastik yang ukurannya lebih kecil dari 330 mikron disebut nanoplastik.

Tim ahli dari Universitas Plymouth, Inggris mengungkap hal tersebut setelah meneliti beberapa kerang besar (Pecten maximus). Kerang tersebut dimasukkan dalam air yang khusus dirancang untuk cocok dengan air laut yang terkontaminasi plastik.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Environmental Science and Technology, (20/11/2018), tim membiarkan kerang berada di dalam air itu selama beberapa jam.

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Garam dan Ikan Teri Juga Tercemar Mikroplastik

Setelah dibiarkan selama enam jam, miliaran partikel plastik berukuran 250 nanopartikel merembes masuk ke usus kerang. Sementara partikel yang ukurannya 20 nanometer lebih tinggi menyebar ke seluruh tubuh, termasuk mencemari ginjal, insang, otot, dan organ lainnya.

Saat kerang besar itu dimasukkan ke dalam air bersih, sebagian besar jejak plastik hilang dalam beberapa hari dan sisanya menempel selama beberapa bulan.

Gambaran ini tentu tidak baik, mengingat kondisi laut kita yang suadah sangat tercemar plastik.

"Lewat studi ini, untuk pertama kalinya kita mengetahui bahwa nanoplastik dapat dengan cepat terserap organisme laut dan hanya dalam beberapa jam nanoplastik itu masuk ke organ-organ penting (hewan laut)," kata ketua peneliti Maya Al Sid Cheikh, dilansir Science Alert, Kamis (6/12/2018).

Keistimewaan studi ini adalah membuat tingkat kandungan mikroplastik sama seperti yang ada di laut, yakni 15 mikrogram plastik per liter. Dengan mengandalkan cara tersebut, studi ini lebih relevan dengan kondisi sebenarnya.

Fragmen-fragmen yang sangat kecil dari polystyrene diberi label dengan jejak radioaktif, dicampur dengan alga yang dimakan kerang.

Teknik yang disebut autoradiografi kemudian digunakan untuk mengukur penyebaran fragmen di dalam tubuh kerang.

"Ini adalah terobosan baru, baik dari segi pendekatan ilmiah dan temuannya," kata salah satu rekan studi Richard Thompson dari Universitas Plymouth.

"Kami hanya memaparkan nanoplastik ke kerang dalam beberapa jam. Meski kemudian dipindahkan ke air bersih untuk membersihkannya, jejak (nanopartikel) itu masih tertinggal dalam beberapa mingu ke depan," imbuhnya.

Meski ahli sudah mengetahui seberapa cepat dan seberapa jauh nanoplastik mencemari tubuh hewan laut, mereka belum mengetahui apa efeknya bagi kehidupan laut dan rantai makanan yang terlibat di dalamnya, termasuk manusia.

Kalau dalam enam jam miliaran nanoplastik mencemari tubuh hewan laut, bayangkan bila hal ini terjadi dalam 365 hari tanpa henti. Tentu paparan tersebut akan membuat plastik bersarang di jaringan tubuh hewan laut lebih permanen.

Mengingat ada 51 triliun fragmen mikroplastik yang diperkirakan berada di lautan, masalah ini kemungkinan akan semakin memburuk.

Baca juga: 5 Cara Kurangi Mikroplastik agar Kasus Paus Wakatobi Tak Terulang Lagi

Para ahli dari berbagai negara sudah menyuarakan tentang hal ini, dan kini saatnya kita sendiri yang mengambil keputusan apa yang harus dilakukan. Mengubah perilaku kita atau membiarkannya.

"Memahami apakah partikel plastik diserap seluruh membran biologis dan terakumulasi dalam organ internal adalah sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui risiko ke depannya, baik untuk organisme laut dan kesehatan manusia," kata peneliti lain Ted Henry dari Universitas Heriot-Watt, Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com