Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hanya Dalam Waktu 6 Jam, Miliaran Nanoplastik Cemari Organ Kerang

KOMPAS.com - Mikroplastik yang mencemari lautan adalah masalah yang sedang dihadapi semua bangsa. Kini, studi terbaru menunjukkan bahwa hanya dalam waktu enam jam, miliaran nanoplastik dapat mencemari hewan laut.

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang diameternya kurang dari lima milimeter atau sebesar biji wijen sampai 330 mikron (0,33 mm). Sementara partikel plastik yang ukurannya lebih kecil dari 330 mikron disebut nanoplastik.

Tim ahli dari Universitas Plymouth, Inggris mengungkap hal tersebut setelah meneliti beberapa kerang besar (Pecten maximus). Kerang tersebut dimasukkan dalam air yang khusus dirancang untuk cocok dengan air laut yang terkontaminasi plastik.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Environmental Science and Technology, (20/11/2018), tim membiarkan kerang berada di dalam air itu selama beberapa jam.

Setelah dibiarkan selama enam jam, miliaran partikel plastik berukuran 250 nanopartikel merembes masuk ke usus kerang. Sementara partikel yang ukurannya 20 nanometer lebih tinggi menyebar ke seluruh tubuh, termasuk mencemari ginjal, insang, otot, dan organ lainnya.

Saat kerang besar itu dimasukkan ke dalam air bersih, sebagian besar jejak plastik hilang dalam beberapa hari dan sisanya menempel selama beberapa bulan.

Gambaran ini tentu tidak baik, mengingat kondisi laut kita yang suadah sangat tercemar plastik.

"Lewat studi ini, untuk pertama kalinya kita mengetahui bahwa nanoplastik dapat dengan cepat terserap organisme laut dan hanya dalam beberapa jam nanoplastik itu masuk ke organ-organ penting (hewan laut)," kata ketua peneliti Maya Al Sid Cheikh, dilansir Science Alert, Kamis (6/12/2018).

Keistimewaan studi ini adalah membuat tingkat kandungan mikroplastik sama seperti yang ada di laut, yakni 15 mikrogram plastik per liter. Dengan mengandalkan cara tersebut, studi ini lebih relevan dengan kondisi sebenarnya.

Fragmen-fragmen yang sangat kecil dari polystyrene diberi label dengan jejak radioaktif, dicampur dengan alga yang dimakan kerang.

Teknik yang disebut autoradiografi kemudian digunakan untuk mengukur penyebaran fragmen di dalam tubuh kerang.

"Ini adalah terobosan baru, baik dari segi pendekatan ilmiah dan temuannya," kata salah satu rekan studi Richard Thompson dari Universitas Plymouth.

"Kami hanya memaparkan nanoplastik ke kerang dalam beberapa jam. Meski kemudian dipindahkan ke air bersih untuk membersihkannya, jejak (nanopartikel) itu masih tertinggal dalam beberapa mingu ke depan," imbuhnya.

Meski ahli sudah mengetahui seberapa cepat dan seberapa jauh nanoplastik mencemari tubuh hewan laut, mereka belum mengetahui apa efeknya bagi kehidupan laut dan rantai makanan yang terlibat di dalamnya, termasuk manusia.

Kalau dalam enam jam miliaran nanoplastik mencemari tubuh hewan laut, bayangkan bila hal ini terjadi dalam 365 hari tanpa henti. Tentu paparan tersebut akan membuat plastik bersarang di jaringan tubuh hewan laut lebih permanen.

Mengingat ada 51 triliun fragmen mikroplastik yang diperkirakan berada di lautan, masalah ini kemungkinan akan semakin memburuk.

Para ahli dari berbagai negara sudah menyuarakan tentang hal ini, dan kini saatnya kita sendiri yang mengambil keputusan apa yang harus dilakukan. Mengubah perilaku kita atau membiarkannya.

"Memahami apakah partikel plastik diserap seluruh membran biologis dan terakumulasi dalam organ internal adalah sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui risiko ke depannya, baik untuk organisme laut dan kesehatan manusia," kata peneliti lain Ted Henry dari Universitas Heriot-Watt, Inggris.

https://sains.kompas.com/read/2018/12/06/183200723/hanya-dalam-waktu-6-jam-miliaran-nanoplastik-cemari-organ-kerang

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke