Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Ular, Ahli Reptil Ini Justru Mencatat Kematiannya Sendiri

Kompas.com - 20/11/2018, 12:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Ini kisah tentang ahli ular, Karl Patterson Schmidt, yang mencatat dengan terperinci proses kematiannya sendiri setelah digigit ular pohon.

Bisa dikatakan "perjalanananya" menjemput maut, berawal pada September 1957. Ketika itu, direktur kebun binatang di Chicago mengirim seekor ular ke museum sejarah alam di kota tersebut untuk keperluan identifikasi.

Tugas untuk memeriksa reptil dengan panjang 76 sentimeter ini diserahkan kepada Schmidt, pakar ular yang telah bekerja selama 33 tahun di museum tersebut.

Bidang keahliannya adalah ular karang dan sebagai kurator dia berhasil menjadikan museum tempatnya bekerja sebagai salah satu lembaga dengan koleksi ular terbesar di dunia.

Gigitan Ular

Schmidt mencatat secara detail hasil observasi yang dia lakukan terhadap ular yang dikirimkan kepadanya tersebut.

Dia mencatat bahwa kulit ular ini memiliki pola dengan warna mencolok dan kepalanya mirip dengan ular pohon yang banyak ditemukan di Afrika Selatan, yang juga dikenal dengan sebutan boomslang.

Baca juga: Demi Makan dan Pasangan, Ular Kobra Bisa Jadi Kanibal

Namun, yang membuatnya penasaran adalah sisik ular di bagian anus tidak bercabang. Karena itu, Schmidt memutuskan untuk memeriksa ular tersebut lebih dekat.

Schmidt mengangkat ular ini dan ketika itulah ular menggigit jempol tangan kirinya, meninggalkan dua bekas gigitan kecil.

Dia menghisap darah dari jempol kirinya dan memutuskan untuk tidak meminta bantuan dokter.

Malahan, Schmidt kembali ke meja kerjanya dan menulis efek racun ular terhadap dirinya. Kurang dari 24 jam kemudian, ia meninggal dunia.

Catatan Harian Terakhir

Keputusan untuk tidak meminta bantuan dokter, kemungkinan besar dilandasi keyakinan Schmidt bahwa gigitan gigi belakang ular itu tidak akan fatal.
Pandangan ini, pada masa tersebut memang dipercayai oleh banyak ahli ular.

Mereka berpendapat, taring belakang ular pohon dari Afrika Selatan tidak cukup menghasilkan racun yang mematikan bagi manusia.

Itu sebabnya, setelah digigit dia pulang ke rumah dan terus mencatat efek bisa ular terhadap tubuhnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau