KOMPAS.com - CEO sebuah perusahaan teknologi, Micron Technology baru saja mengungkapkan pandangannya tentang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dalam konferensi Techonomy, Sanjay Mehrotra, CEO tersebut mengatakan bahwa mungkin saja AI dipasang di toilet pada masa mendatang.
Toilet AI ini bertujuan untuk memindai kotoran agar bisa mendiagnosis penyakit seseorang. Mehrotra berpikir toilet pintar ini akan menghemat waktu Anda pergi ke dokter.
"Ilmu kedokteran akan menuju pada presisi pengobatan dan kesehatan," ungkap Mehrotra dalam konferensi Techonomy 2018 di San Francisco dikutip dari Cnet, Senin (12/11/2018).
"Bayangkan toilet pintar di masa depan yang akan menganalisis kotoran manusia secara real time setiap hari. Anda tidak perlu pergi ke dokter setiap enam bulan. Jika tanda penyakit muncul, Anda akan bisa mendapatkan diagnosisnya lebih cepat karena analisis urin dan tinja," sambungnya.
Seperti yang kita ketahui, wajah ilmu kedokteran telah berubah dengan adanya AI. Misalnya saja, sistem AI yang dilabeli dengan cermat bisa mengenali tanda-tanda diabetes hanya dari pemindaian retina dan X-ray.
Hal inilah yang membuat Mehrotra berpikir bahwa AI juga akan digunakan pada toilet di masa depan. Apalagi, kita mengetahui sampel tinja dan urine sudah sering digunakan dalam membantu mendiagnosis berbagai penyakit.
Penggunaan toilet pintar di masa depan bisa menghindari ketidaknyamanan dalam pengambilan sampel tinja dan urin.
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (13/11/2018), Mehrotra juga mengatakan bahwa laporan dari toilet pintar ini bisa diunggah ke internet untuk dikirim ke dokter.
Baca juga: Toilet Terbatas, Pengungsi Palu Terancam Wabah Penyakit
Bukan Pemikiran Pertama
Pemikiran Mehrotra ini bukan yang pertama. Para ilmuwan di Cambridge University pada Juli lalu mengungkap bahwa mereka sedang mencoba membuat toilet yang bisa menguji kadar gula darah dan alkohol urine.
Toilet cerdas mereka bisa mengetahui apakah seseorang mengalami depresi, hamil, perokok atau menggunakan narkoba.
Pada 2015, sebuah perusahaan Jepang mengumumkan telah menciptakan toilet yang bisa mengukur tingkat aliran urine seseorang. Cara ini bisa menunjukkan masalah kanker prostat atau kandung kemih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.