KOMPAS.com -- Osteoporosis adalah penyakit yang perlu diwaspadai oleh orang Indonesia.
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan (puslitbang) Gizi Departemen Kesehatan RI, prevalensi osteoporosis dini mencapai 41,7 persen dan prevalensi osteoporosis mencapai 10,3 persen. Ini berarti dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Akan tetapi bila dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih rentan terhadap osteoporosis, terutama ketika mereka sudah memasuki masa menopause.
Ini karena pada saat menopause, tulang perempuan akan mengalami resorpsi besar-besaran yang tidak disusul oleh pembentukan kembali karena estrogen yang berkurang. Hal ini yang membuat tulang perempuan lebih rapuh dan bisa menyebabkan osteoporosis.
"Tulang kita itu seperti rambut, dia dirusak, dibentuk dan tumbuh kembali. Tapi ketika sudah menopause tidak diikuti dengan pembentukan," kata dr Ade Tobing, SpKO dalam diskusi media yang dilaksanakan Jumat, (19/10/2018) di RPTRA Borobudur, Jakarta.
Baca juga: Studi Awal, Tinggal di Dekat Jalan Raya Tingkatkan Risiko Osteoporosis
Meski identik dengan penyerangan terhadap individu lanjut usia, namun Ade juga pernah menemukan pasien dengan osteoporosis yang berusia remaja.
"18 tahun dan 21 tahun, osteoporosis terjadi karena dia mau menguruskan berat badan. Ternyata perubahan yang terjadi adalah hormonnya turun akibat berat badannya kurang. Itu hormonnya benar-benar hampir nol," ujarnya.
Pasien muda yang mengalami osteoporosis, menurut Ade, melakukan diet aneh yang tidak mengikuti standar medis yang ada. Mereka benar-benar mengurangi konsumsi makanan tanpa arahan yang tepat.
Pada saat berat tubuh mereka berkurang secara drastis, tulang pun menjadi ringkih akibat tidak adanya asupan gizi dan hormon estrogen yang berhenti diproduksi.
Baca juga: Obat Osteoporosis Justru Bikin Tulang Rapuh?
Melihat pentingnya hormon estrogen pada perempuan, Ade pun menegaskan agar perempuan juga waspada jika periode haidnya berantakan.
"Makanya kalau tidak haid rutin sebaiknya diperiksakan, sangat penting untuk dipelajari," tegas perempuan asal Sumatera Utara yang juga menjadi pengurus perhimpunan osteoporosis Indonesia (PEROSI) ini.
Meski perempuan lebih rentan, bukan berarti laki-laki aman terhadap osteoporosis. Pola hidup yang tidak sehat dan faktor usia bisa membuat laki-laki rawan terkena osteoporosis.
Anda belum terlambat untuk mencegah osteoporosis. Oleh karena itu, Ade menghimbau masyarakat untuk lebih aktif berolahraga dan memenuhi kebutuhan kalsium sehari-hari.
"Latihan fisik atau olahraga yang dimulai sejak dini dapat secara efektif mencegah osteoporosis. Kami menganjurkan untuk melakukan latihan bersifat weight bearing, yaitu latihan pembebanan khususunya area lumbal, pangkal paha, dan pergelangan tangan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.