Rovicky pun menambahkan, bila daerah yang terkena likuifaksi merupakan tanah miring, nantinya kawasan tersebut akan rawan longsor.
Sebelum menentukan suatu daerah aman atau tidak dari likuefaksi, diperlukan investigasi kondisi tanah di bawah permukaan.
"Katakanlah dengan pengeboran, kemudian kita ambil sampelnya dan dilakukan uji penetrasi untuk mengetahui kepadatan tanah. Seberapa tebal tanah yang gembur, seberapa dalam lapisan tanah, dan seberapa dalam lapisan tanah yang mungkin mengelami likuefaksi," jelasnya.
"Kalau misalkan dangkal, katakanlah 1 meter yang mengalami likuefaksi, kita bisa kupas. Digali dan diganti dengan tanah yang bagus dan dipadatkan sehingga kita memiliki tanah yang bagus untuk pondasi rumah," imbuhnya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Fenomena Likuefaksi yang Terjadi akibat Gempa Sulteng
Tapi, bila ketebalan tanah yang gembur sampai 10 meter, pemadatan bisa dilakukan dengan injeksi semen.
"Jadi memang untuk mengatasi kawasan likuefaksi membutuhkan biaya yang besar. Hal yang paling efektif adalah relokasi (bila kawasan merupakan daerah pemukiman) atau hindari daerah rawan likuefaksi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.