KOMPAS.com - Setidaknya ada lima racun paling mematikan yang membuat seseorang yang terpapar akan meninggal dunia hanya dalam waktu dua jam. Apa saja?
Ketika berbicara tentang racun mematikan, orang biasanya langsung teringat arsenik.
Inilah racun yang diyakini menjadi penyebab (baik sengaja maupun tidak) meninggalnya Raja George III dari Inggris, Napoleon Bonaparte, hingga Kaisar Gaungxu dari China.
Arsenik dalam bentuk asli bisa ditemukan di kerak Bumi, dengan persentase sekitar 0,00015 persen. Selama ratusan tahun, bahan ini - dalam kadar aman tentu saja - dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit, antara lain sariawan dan sifilis.
Baca juga: Bukan Racun, di Tangan Peneliti Arsenik Bisa Bantu Sembuhkan Kanker
Racun ini sangat mematikan dan hanya perlu 200 miligram saja, atau setara dengan satu tetes hujan, untuk membuat seseorang mati dalam dua jam.
Orang yang terkena racun ini biasanya mengalami muntah, kejang-kejang, dan kemudian meninggal dunia.
Tak mengherankan jika arsenik mendapat julukan raja racun.
Racun ini ditemukan oleh William Withering pada 1775 dan ada pada bunga foxglove, bunga liar berwarna mencolok berbentuk seperti lonceng, biasanya tumbuh di hutan-hutan Eropa.
Jika racun masuk ke aliran darah, maka detak jantung bisa melambat dan akhirnya berhenti bekerja.
Sebelum jantung gagal berfungsi, seseorang yang terkena racun digoxin akan mengalami sakit perut dan sakit kepala yang hebat.
Racun polonium ditemukan oleh Marie Curie pada 1898 dan ia meninggal dunia akibat radiasi racun ini selama bertahun-tahun.
Polonium bisa ditemukan di tanah dan atmosfir. Dalam jumlah satu miligram saja - setara dengan ukuran debu - jika tertelan akan membuat orang meninggal dunia.
Racun inilah yang menewaskan agen rahasia Rusia, Alexander Litvinenko di London pada 2006. Racun masuk ke dalam tubuh Litvinenko melalui teh.
Polonium tak memiliki rasa dan tak berbau, sehingga membuatnya menjadi "senjata ideal" untuk membunuh seseorang.
Begitu masuk ke organ-organ vital, polonium akan menyebabkan rambut rontok, muntah-muntah, dan diare.
Belum ditemukan obat penawarnya dan orang yang terkena polonium biasanya meninggal dalam hitungan hari.
Tetrodotoxin, sering juga disebut TTX, adalah racun yang ditemukan pada jenis-jenis ikan tertentu seperti ikan buntal dan gurita cincin biru.
TTX sebenarnya 'alat untuk membela diri' bagi ikan buntal. Saat dimakan predator, ikan ini akan melepas TTX untuk membunuh predator.
Jika tertelan, racun ini menyebabkan lidah dan mulut seperti terbakar, diikuti dengan keluarnya keringat yang berlebihan.
Korban biasanya tak bisa bernapas atau berbicara, kejang-kejang, dan organ vital tak berfungsi. Dalam waktu enam jam korban bisa meninggal dunia. Sejauh ini belum ditemukan penawar racun TTX.
Baca juga: Ahli Sebut Minyak Kelapa Sebagai Racun Murni, Benarkah?
Bakteri Clostridium Botulinum ditemukan oleh Emile van Ermengen pada 1895 saat ia mendapati puluhan orang terpapar bakteri tersebut.
Dalam jumlah aman, bahan yang diambil dari bakteri ini menjadi obat.
Pada akhir 1980-an badan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan pemanfaatan Botulinum sebagai obat dan sejak itulah lahir Botox, yang sebenarnya adalah merek dagang Botulinum Toxin A.
Jika disuntikkan dalam jumlah mematikan ke aliran darah, korban bisa mengalami kegagalan organ vital dan tak bisa bernafas.
Dalam jumlah dua kilogram, racun cukup untuk membunuh seluruh penduduk dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.