Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Dekapan Ibu Ringankan Rasa Sakit Pascasuntik pada Bayi?

Kompas.com - 03/09/2018, 11:57 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Tangisan bayi ketika atau setelah disuntik merupakan hal yang wajar. Biasanya, dokter memberikan air gula atau air susu ibu (ASI) untuk menenangkan mereka.

Namun, sebuah studi terbaru menemukan cara yang lebih ampuh untuk mengurangi rasa sakit bayi yang disuntik. Cara tersebut adalah pelukan ibu.

Para peneliti secara acak memilih 80 bayi sehat untuk menguji satu dari empat cara mengurangi sakit dengan cara melakukan tes darah mengunakan jarum yang ditusukkan ke tumit para bayi tersebut.

Keempat cara itu adalah memberikan air gula saat di meja periksa, memberikan ASI saat di meja periksa; memberikan air gula saat dipeluk oleh ibu mereka; atau menyusui langsung dari sang ibu.

Para peneliti memperhatikan ekspresi bayi saat merasakan sakit.

Selanjutnya, mereka juga menggunakan alat non-infasif untuk mengukur level oksigen dalam otak mereka untuk mendeteksi bagian-bagian otak yang aktif akibat rasa sakit dan efek dari tipe-tipe pengurang rasa sakit.

"Secara klinis, pangkuan ibu, dikombinasikan dengan glukosa atau menyusui, memberikan pereda nyeri yang lebih baik daripada pemberian ASI perah dan glukosa saja," kata Dr Sergio Demarini, penulis senior penelitian ini.

"Alasan mengapa kombinasi dari metode-metode ini lebih berhasil adalah karena fakta bahwa metode-metode tersebut punya mekanisme kerja yang berbeda," sambung peneliti dari Institut Kesehatan Ibu dan Anak di IRCCS Burlo Garofolo di Trieste, Italia itu.

"Karena itu, efeknya mungkin kumulatif," tegasnya.

Penghilang nyeri non farmakologis atau bukan obat sering digunakan untuk anak-anak saat menjalani tindakan kecil yang menyakitkan, seperti tusuk jarum di tumit, kata para peneliti di jurnal Pedatrics.

Baca juga: Bayi di Inggris Punya Gigi Sejak Lahir, Ini Pelajaran untuk Kita

Beberapa metode yang ditemukan efektif mengurangi rasa sakit dalam tindakan-tindakan medis tersebut, termasuk air gula, menyusui, membedong bayi dengan selimut dan gendong kangguru.

Beberapa riset sebelumnya juga mencoba mengukur perubahan dalam otak bayi yang terkait dengan berbagai pendekatan berbeda untuk mengurangi rasa sakit.

Namun, hasilnya berbeda-beda dan menunjukkan gambaran yang kurang jelas mengenai pendekatan mana yang lebih berhasil, kata para penulis.

Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggunakan alat yang disebut near-infrared spectroscop (NIRS).

Alat ini menggunakan sensor di luar kepala yang mengeluarkan dan menerima cahaya. Berbeda dengan elektroda yang mendeteksi dorongan.

Alat itu bisa mendeteksi perubahan oksigenasi, yang menunjukkan aliran darah ke daerah-daerah di sekitar otak di mana aktivitas otak meningkat saat menjalani tes darah dengan tusuk jarum.

Penggunaan berbagai metode berbeda dalam mengurangi neyeri dikaitkan dengan berbagai respons berbeda dalam otak.

Dengan pemberian air gula, tampak pengurangan pengiriman sinyal rasa sakit di korteks serebrum atau lapisan permukaan otak yang terdiri dari neuron-neuron.

Hal ini berbeda jika dibanding menyusui bayi dengan ASI menggunakan botol saat mereka di meja pemeriksaan, kata Demarini.

Menyusui terkait dengan penyebaran aktivasi korteks serebrum dengan perasaan positif yang mungkin menutupi rasa sakit dari tusuk jarum, sehingga bayi-bayi menunjukkan sedikit rasa sakit, kata Demarini.

Baca juga: Studi: Sunat Dini pada Bayi Bisa Sebabkan Kematian Mendadak

Para peneliti tidak mempelajari efek dari memeluk saja karena tindakan ini sudah menunjukkan membantu mengurangi rasa sakit pada bayi pada penelitian lainnya, terutama saat melibat kontak kulit antara ibu dan bayi.

Penelitian menemukan sedikit perbedaan pada pereda nyeri antara menyusui dan menggendong bayi yang diberi air gula.

"Fakta bahwa (gula) dikombinasikan dengan gendongan lebih efektif daripada hanya pemberian (gula) saja, sekali lagi menunjukkan kekuatan pendekatan multisensor," kata Denise Harrison yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Menggendong berarti berbicara kepada bayi, gerakan, kehangatan, semuanya bisa mengurangi respons terhadap rasa sakit pada bayi baru lahir," sambung peneliti di Rumah Sakit Anak Eastern Ontario dan Universitas Ottawa tersebut.

Namun kapanpun memungkinkan, menurut Harrison, menyusui masih yang terbaik (dalam meringankan rasa sakit bayi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau