Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Rekor, Wabah Campak di Eropa Capai Jumlah Kasus Terbanyak

Kompas.com - 22/08/2018, 20:39 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya epidemi campak di Eropa dalam 8 tahun terakhir.

Dalam enam bulan pertama tahun ini saja sudah tercatat 41.000 kasus campak di daratan Eropa. Angka ini jauh melebihi total akhir tahun setiap tahun lain dalam dekade ini.

Setidaknya 37 orang diyakini telah meninggal akibat campak. Padahal, penyakit tersebut bisa dicegah dengan vaksinasi.

Tujuh negara seperti Perancis, Italia, dan Yunani juga melaporkan 1.000 infeksi tahun ini.

Kasus terbanyak terjadi di Ukraina dengan angka 23.000 infeksi. Meski begitu, kematian tertinggi adalah Serbia yaitu 14 kasus.

"Mengikuti jumlah kasus terendah di dekade ini, pada tahun 2016, kami melihat peningkatan dramatis dalam infeksi dan perluasan wabah," kata Dr Zsuzsanna Jakab, direktur regional WHO untuk Eropa dikutip dari The Independent, Selasa (21/08/2018).

Dr Jakab menyebut semua negara harus segera meluncurkan upaya pendeteksian dan karantina infeksi ini.

"Kesehatan yang baik untuk semua orang harus dimulai dengan imunisasi, dan selama penuakit ini tidak hilang, kami gagal memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," sambungnya.

Di Inggris, sudah tercatat 828 kasus hingga 13 Agustus lalu. Artinya ini tiga kali lebih tinggi dari total tahun 2017.

Setelah peringatan WHO ini, Lembaga Kesehatan Inggris menyerukan pentingnya dua dosis vaksinasi campak, gondok, dan rubella (MMR).

Sebagian besar kasus di Inggris dialami oleh para remaja dan dewasa muda. Generasi ini dilahirkan tepat ketika ketakutan dan gerakan anti-vaksin merebak karena dianggap menyebabkan autisme.

Baca juga: Ketua IDAI: Vaksin MR Wajib Diberikan demi Keselamatan Anak Bangsa

"Ini kemunduran parsial menunjukkan bahwa setiap orang yang tidak kebal tetap rentan di mana pun mereka tinggal," kata Dr Nedret Emiroglu, direktur WHO Divisi Keadaan Darurat Kesehatan Eropa dan Penyakit Menular.

"Setiap negara harus terus mendorong untuk meningkatkan cakupan dan menutup kesenjangan kekebalan, bahkan setelah mencapai status terputus atau dihilangkan," sambungnya.

Sebelumnya, VoA Indonesia mewartakan bahwa 21 negara bagian Amerika Serikat dilanda wabah campak. Pihak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terus mengkampanyekan pentingnya dua dosis vaksin MR.

Di Indonesia sendiri, vaksin MR juga menuai polemik karena kandungan unsur babi di dalamnya. Hal ini membuat para orangtua takut melakukan vaksinasi pada anaknya.

Meski begitu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan vaksin ini tetap boleh digunakan karena memenuhi kaidah kedaruratan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau