Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2018, 07:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menyebutkan, remaja putri yang obesitas 44 persen lebih berisiko mengalami depresi dibanding remaja seusianya yang memiliki berat badan lebih rendah.

Hal ini didapatkan setelah para peneliti melakukan analisis pada 22 kajian. Studi-studi tersebut melibatkan total 144 ribu peserta.

Meski begitu, remaja yang hanya mengalami berat badan berlebih (bukan obesitas) tampaknya tidak mempengaruhi risiko depresi.

Selain itu, tidak ada hubungan antara berat badan dan depresi pada remaja pria.

Studi-studi dalam skala kecil, yang dimasukkan dalam analisis, bukan percobaan terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana obesitas bisa menimbulkan depresi atau peran yang mungkin dimainkan oleh jenis kelamin.

Namun, bisa saja remaja pria dan remaja putri punya persepsi berbeda mengenai citra tubuh yang sebagian bisa menjelaskan hasil penelitian, kata peneliti utama, Dr Shailen Sutaria dari Imperial College London di Inggris.

"Meski ada beberapa faktor yang mungkin terlibat, jelas, ada tekanan sosial tambahan terhadap remaja putri untuk memiliki bentuk tubuh tertentu, yang diabadikan dan diperkuat melalui media sosial," kata Sutaria.

Remaja putri yang tidak puas dengan bentuk tubuh mungkin memunculkan tanda-tanda depresi, Sutaria menambahkan.

Sebaliknya, para remaja pria yang kelebihan berat badan atau obesitas mungkin punya pandangan lain tentang ukuran tubuh mereka.

"Remaja putra mungkin lebih suka tubuh lebih besar karena merefleksikan kekuatan dan dominasi, ciri-ciri yang lebih disukai pada masa kanak-kanak," kata Sutaria.

Baca juga: Tak Selalu Buruk, Video Game Bisa Bantu Anak Obesitas Hidup Sehat

Secara global, lebih dari 40 juta anak-anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat mereka menginjak usia 5 tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam laporan yang terbit di Archives of Disease in Childhood, depresi juga menjadi penyebab utama berkurangnya kualitas hidup pada anak.

Hal ini bisa mempengaruhi prestasi di sekolah, persahabatan, risiko penggunaan obat-obat terlarang dan perilaku berisiko lainnya.

Untuk itu, para orang tua harus ingat risiko depresi ketika mereka mendorong anak-anak mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas untuk mencapai berat badan sehat, kata Rebecca Puhl di Universitas Connecticut di Hartford yang tidak terlibat studi ini.

Artinya, hindari diskusi seputar berat badan, kata Puhl.

"Ketika orang tua berbicara dengan anak remaja mereka tentang menurunkan berat badan, dia kemungkinan besar akan memilih diet yang tidak sehat dan perilaku kurang baik untuk mengontrol berat badan, misalnya makan banyak dalam jumlah besar," kata Puhl menambahkan.

"Namun ketika diskusi dengan orang tua berfokus pada perilaku sehat, seperti makan makanan sehat, dan bukan pada berat badan, dia tidak terlalu terpusat pada perilaku kurang sehat," tegasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Oh Begitu
5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

Oh Begitu
Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Fenomena
Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Oh Begitu
Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Oh Begitu
Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, 'Rumah' Para Astronaut

Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, "Rumah" Para Astronaut

Oh Begitu
10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Oh Begitu
Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Oh Begitu
Berapa Lama Bintang Hidup?

Berapa Lama Bintang Hidup?

Oh Begitu
Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Kita
Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com