KOMPAS.com - Pesatnya perkembangan sains dan teknologi perlu dipahami oleh masyarakat luas agar dapat dimanfaatkan dengan baik di dalam kehidupan. Komunikasi sains yang baik tentang informasi-informasi faktual juga akan meminimalisir penyebaran kejahatan siber, berita palsu, dan informasi berbau radikal.
Menurut Kominfo, terdapat lebih dari 143 juta pengguna Internet yang setara dengan 54 persen dari total 262 juta penduduk Indonesia.
Dalam survei pada tahun 2017 terkait penggunaan gawai, pengguna internet lebih banyak menggunakan sosial media seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twitter. Sedangkan untuk aplikasi obrolan yang paling digandrungi masyarakat Indonesia dipegang oleh WhatsApp.
Semua sosial media tersebut menjadi tempat yang paling intens dalam penyebaran berbagai informasi. Namun demikian, tidak dapat diingkari bahwa tetap ada informasi-informasi palsu yang tersebar di dalamnya.
Baca juga: Polemik Potensi Tsunami 57 Meter, Pelajaran Komunikasi Sains
Maka dari itu, komunikasi sains menjadi hal yang perlu dilakukan pemerintah agar dapat membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran berdasarkan bukti dan data. Tidak hanya itu, komunikasi sains yang disebarkan melalui dunia digital dapat mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup pembacanya.
“Ilmuwan perlu berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami publik dan mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya sains dan teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan,” ujar Wakil Ketua AIPI, Profesor Armida Alisjahbana, saat membuka acara International Workshop on SHARE (Science, Health, Agriculture, Risk and Environment) Communication, Senin, (06/08/2018) di Jakarta.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Dr. Muhammad Sadly turut berkomentar tentang pentingnya pemanfaatan teknologi dalam penyebaran berita.
Ia mencontohkan dengan berita risiko kebencanaan kepada masyarakat. Cepatnya penyebaran informasi dan berita melalui digital memudahkan masyarakat untuk dapat memperkecil kemungkinan risiko bencana alam.
Baca juga: Satu Keahlian Penting yang Sering Dilupakan Dokter
Sayangnya, ada oknum-oknum yang tetap menyebarkan berita palsu pada kasus bencana alam. Jika kita melihat pada kasus bencana alam yang terjadi saat ini, berita palsu yang tersebar menyebabkan kekhawatiran tambahan pada masyarakat setempat yang dilanda bencana.
“Kita semua harus memahami bahwa informasi yang salah tidak hanya bisa merusak masyarakat, tetapi juga mengancam keutuhan bangsa,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si, saat ditemui pada acara yang sama.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebenarnya merupakan kunci untuk membuat pendekatan komunikasi sains yang atraktif dan berguna bagi masyarakat.
Pesatnya perkembangan internet di Indonesia sangat berpotensi untuk dimanfaatkan dengan sesuatu hal yang baik dan berguna, mengingat pengguna internet di negara ini mencapai 143 juta pengguna.
Selain itu, pengguna internet di Indonesia yang didominasi oleh generasi muda, bukan hanya berperan sebagai konsumen informasi, tetapi juga dapat memroduksi informasi bermanfaat melalui berbagai media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.