Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kecil Tak Dianjurkan Terlalu Banyak Minum Jus Buah, Mengapa?

Kompas.com - 31/07/2018, 21:01 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jus buah yang digemari anak-anak ternyata tidak boleh dikonsumsi berlebihan. The American Academy of Pediatrics (AAP) menyebut, setiap anak dengan usia berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda.

Misalnya, anak sekolah berusia 7 sampai 18 tahun, hanya boleh mengonsumsi delapan ons jus per hari. Usia 4 sampai 6 tahun, hanya boleh mengonsumsi empat sampai enam ons jus per hari. Batita usia 1 sampai 3 tahun, maksimal hanya boleh mengonsumsi empat ons jus setiap hari. Sedangkan bayi di bawah 1 tahun, sama sekali tidak diperbolehkan minum jus.

Menurut Steven Abrams, dokter anak dari University of Texas di Austin, ada dua aspek bertabrakan yang melatarbelakangi hal tersebut.

"Jus buah mengandung serat dan vitamin yang dapat merusak gigi. Beberapa dokter anak (justru) tidak menyarankan jus sama sekali untuk anak. Namun, saya pikir hal itu cukup sulit dilakukan," kata Abrams, dilansir Science Alert, Sabtu (28/7/2018).

Baca juga: Minum Jus Bit Setiap Hari Tingkatkan Kapasitas Olahraga

Selain Abrams, seorang dokter keluarga di Dayton, Ohio, Gary LeRoy, juga menyampaikan hal serupa.

LeRoy pun membuat program 5-2-1-0 dengan dewan kesehatan masyarakat setempat. Nama program ini mengacu pada lima porsi buah dan sayuran setiap hari, membatasi dua jam pada kegiatan di depan layar, satu jam aktivitas fisik, dan nol minuman manis.

Metode itu adalah aturan praktis yang dapat diterapkan sebagai pola hidup sehat masyarakat setempat.

Khusus untuk jus buah, LeRoy memberi catatan dan peringatan. "Jika jus buah dikategorikan sebagai salah satu porsi buah dan sayuran, pastikan itu 100 persen jus buah," tegas LeRoy.

Selain jus buah murni, seringkali kita menemukan minuman jus koktail yang sudah diberi tambahan pemanis atau pengawet.

Dibanding jenis minuman jus yang kedua, LeRoy menyarankan untuk kita lebih memilih jus buah murni, tanpa tambahan apapun termasuk gula.

Umumnya minuman kemasan tetap mengandung gula, meski sudah dilabeli 100 persen dari buah asli. Tak tanggung-tanggung, rata-rata minuman kemasan memiliki kandungan gula dengan berat belasan gram.

Meski sulit untuk mengetahui apakah anjuran yang dibuat LeRoy diterapkan dalam keluarga, namun Abrams memastikan sebagian besar produsen jus bayi telah menghentikan memproduksi dan hanya tersisa sedikit produk di pasaran.

Baca juga: Jamu dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Mitos atau Fakta?

Standar nutrisi anak yang diterapkan untuk pusat penitipan anak di Amerika, juga memiliki aturan yang mirip AAP.

Tidak ada jus untuk bayi sampai usia satu tahun, empat ons jus per hari untuk anak usia 1 hingga 3 tahun, dan empat sampai enam ons untuk anak usia 4 hingga 6 tahun.

Menurut Bettina Elias Siegel, seorang penulis dan komentator tentang masalah yang melibatkan anak-anak dan kebijakan makanan, jus di tempat penitipan anak sebenarnya dapat menggantikan kebutuhan buah dan sayur.

“Bukan jus yang buruk, tapi bahan tambahan di dalamnya. Setiap orang yang saya ajak bicara menyatakan irisan apel lebih baik daripada jus apel," kata Siegel.

"Irisan apel mengandung serat makanan yang baik, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk memakannya, yang memperlambat asupan kalori,” imbuhnya.

Beberapa restauran di Amerika berhenti menyajikan minuman soda bagi anak-anak dan menggantinya dengan susu atau jus buah. Jus adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan soda, namun tidak selalu sehat.

Namun, Siegel mengakui kelebihan jus. Ia mengatakan, jus sangat populer, mudah disimpan, tidak memerlukan persiapan, dan mungkin lebih murah daripada buah utuh.

Untuk menghindari rasa yang tidak disukai anak-anak pada jus buah murni, LeRoy menyarankan untuk memberi air pada jus tersebut. Menurutnya, cara ini dapat tetap mempertahankan kandungan nutrisi dan rasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com