Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Ini Kehilangan Indra Penciuman Gara-gara Perubahan Iklim

Kompas.com - 25/07/2018, 18:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru dari Inggris menemukan bahwa ikan kakap putih kehilangan indra penciuman akibat perubahan iklim.

Hal tersebut terjadi karena emisi karbon yang meningkat mengubah air laut menjadi asam. Lonjakan karbon dioksida di atmosfer meningkatkan keasaman laut ketika gas tersebut larut dalam air.

Ketika asam karbonat dalam air laut naik, maka kakap putih akan kehilangan hingga setengah kemampuan membaui.

Padahal, emisi karbon terus meningkat seiring perubahan iklim yang kini terjadi.

Indra penciuman sangat penting bagi kakap putih. Itu karena mereka mengandalkan bau untuk melakukan berbagai aktivitasnya, mulai dari mencari makan, pasangan, hingga mendeteksi predator di sekitar mereka.

"Penelitian kami adalah yang pertama mengamati dampak dari meningkatnya karbon dioksidadi laut pada sistem penciuman (bau) ikan," ungkap Dr Cosima Porteus, pemimpin penelitian ini dikutip dari The Independent, Selasa (24/07/2018).

Para ilmuwan juga memperkirakan peningkatan emisi karbon tidak sampai di sini saja. Akhir abad ini, diperkirakan jumlah karbon dioksida adalah dua kali yang terlihat sekarang.

Mereka kemudian membandingkan perilaku ikan kakap putih muda saat ini dan yang diperkirakan pada akhir abad ini.

"Pertama kami membandingkan perilaku ikan kakap putih muda di tingkat CO2 yang khas dari kondisi laut saat ini, dan yang diprediksi pada akhir abad," kata Dr Porteus dikutip dari Phys.org, Senin (23/07/2018).

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Kasus Bunuh Diri Meningkat Drastis

Hasilnya, mereka melihat perubahan besar pada perilaku ikan yang hidup di air lebih asam.

Ikan-ikan itu terlihat jarang bergerak dan tidak memperhatikan kedatangan predator di sekitarnya.

"Ikan kakap putih di perairan yang lebih asam, lebih malas berenang dan kecil kemungkinannya untuk merespons ketika mereka menemukan bau pemangsa. Ikan ini juga lebih mungkin untuk 'membeku' menunjukkan kecemasan," ujarnya.

"Kami pikir hal ini disebabkan oleh air yang lebih asam mempengaruhi bagaimana molekul bau mengikat reseptor penciuman di hidung ikan," tambah Dr Porteus.

Artinya, hal tersebut mengurangi kemampuan ikan-ikan itu dalam membedakan rangsangan penting ini.

Para ilmuwan juga mempelajari bagaimana peningkatan CO2 dan keasaman dalam air mempengaruhi gen yang diekspresikan di hidung dan otak ikan kakap putih.

Meskipun hanya kakap putih yang digunakan dalam penelitian ini, proses yang terlibat dalam penciuman merupakan hal umum untuk banyak spesies akuatik.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change ini juga menambah bukti bahaya peningkatan asam air laut terhadap kehidupan di dalamnya.

Tak hanya merusak sistem penciuman ikan, penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa karbon dioksida juga merusak sistem saraf dan otak ikan.

"Belum diketahui seberapa cepat ikan akan bisa mengatasi masalah-masalah ini ketika karbon dioksida meningkat di masa depan," kata Profesor Rod Wilson dari University of Exeter.

"Namun, harus mengatasi dua masalah sekaligus akibat karbon dioksida bisa mengurangi kemampuan mereka untuk beradaptasi atau penerimaan mereka lebih lama," sambungnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Laba-laba Ini Tumbuh 2 Kali Lebih Besar

Selain pada kakap putih, penelitian lain juga membuktikan peningkatan keasaman air laut juga mempengaruhi ikan badut.

Air laut yang lebih asam membuat ikan badut tidak dapat mendengar ketika ada pemangsa yang mendekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com