KOMPAS.com – Seperti kita ketahui, polutan logam berat seperti merkuri sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menimbulkan penyakit seperti paru-paru dan jantung.
Dalam kegiatan Blue Carbon Summit, Rabu, (18/07/2018) di Jakarta, disebutkan bahwa hutan bakau dapat menahan merkuri yang ada di laut lepas.
Menurut Daniel Murdiyarso, salah satu pembicara dalam kegiatan ini, ada proses bioremediasi pada hutan bakau terhadap merkuri. Bioremediasi sendiri adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.
“Jadi, fungsi bioremediasi ini, dia bisa menyembuhkan secara biologis, kalau ada polutan. Termasuk polutan logam berat yang biasanya keluar dari pertambangan,” jelas Daniel.
Baca juga: Kisah Mangrove Jakarta dan Burungnya yang Nyaris Tinggal Cerita
Daniel menambahkan, jika logam berat tersebut disembuhkan secara biologis, diserap oleh tumbuhan bakau, maka kandungan berbahaya tersebut tidak akan terlepas ke perairan sehingga melindungi biota laut di sekitarnya.
Kegiatan pertambangan memang mengeluarkan banyak buangan logam berat berbahaya seperti uranium, kromium, dan merkurium. Hasil buangan tersebut akan terlepas ke udara, menyerap ke tanah, atau terbuang ke laut.
“Jadi laut banyak dikotori, ada polutan-polutan baik dari industri, rumah tangga, dan tambang. Nah yang paling berbahaya itu dari tambang,” kata Daniel Murdiyarso.
Perlu diperhatikan juga bahwa buangan ini akan dikonsumsi oleh makhluk hidup di sekitarnya—seperti ikan—yang kemudian akan dikonsumsi manusia sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.