KOMPAS.com – Skoliosis atau pelengkungan tulang belakang perlu mendapat perhatian lebih, khususnya untuk perempuan.
Menurut Labana Simanihuruk, ahli fisiologi dan anatomi, saat ditemui di Cikini, Selasa (17/07/2018); jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, skoliosis lebih banyak terjadi pada perempuan.
Belum dapat dipastikan mengapa perempuan lebih rentan skoliosis, tetapi diasumsikan bahwa perempuan mempunyai otot lebih sedikit dari laki-laki sehingga ketika tulang belakang membentuk kurva, akan lebih gampang terkena skoliosis.
Salah satu gejala fisik skoliosis yang dialami perempuan adalah adanya pembesaran satu sisi pada payudara.
Baca juga: Bahu Tinggi Sebelah? Hati-hati, Anda Sudah Terkena Skoliosis
“Kalau perempuan skoliosis, apalagi pada bagian thoracic, rata-rata payudaranya akan besar sebelah karena rotasinya. Tapi bukan karena ukurannya yang membesar, hanya karena posisinya,” jawab Labana.
Skoliosis dapat membahayakan perempuan, khususnya mereka yang berada pada masa kehamilan.
“Kalau perempuan yang mempunyai skoliosis punya kendala sakit punggung, sakit punggungnya menjadi sangat parah waktu hamil dan kemungkinan sulit mendapatkan anak karena skoliosis itu ada efek jaringan saraf ke reproduksi,” jelas Labana.
Kabar baiknya, menurut Labana, dalam masa rehabilitasinya, tulang belakang milik perempuan lebih mudah dibentuk menjadi kembali normal ketimbang milik pria. Artinya, dengan mengikuti prosedur yang sesuai, skoliosis pada perempuan akan lebih bisa disembuhkan ketimbang pada pria.
Namun demikian, terapi pada perempuan yang menderita skoliosis, tidak dapat dilakukan ketika masa kehamilan sehingga kondisinya harus sudah diperiksa pada masa muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.