Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi Sudah, Merah Muda adalah Warna Tertua di Dunia

Kompas.com - 11/07/2018, 20:07 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim peneliti internasional telah berhasil menemukan warna tertua dalam catatan geologis. Warna itu adalah pigmen merah muda cerah berusia 1,1 miliar tahun, lebih tua setengah miliar tahun dari penemuan sebelumnya.

Warna merah muda tersebut diambil dari bebatuan yang ditemukan jauh di bawah gurun Sahara di Afrika. Para peneliti kemudian menghancurkan batu-batu tersebut menjadi bubuk, sebelum mengekstrak serta menganalisis molekul organisme kuno yang terdapat di dalamnya.

"Hasilnya, pigmen merah muda yang cerah merupakan fosil molekuler klorofil yang dihasilkan oleh organisme fotosintetik kuno yang menguni lautan purba yang telah lama menghilang," kata Dr Nur Gueneli dari Australian National University (ANU) Research School of Earth Sciences.

Organisme bernama cyanobacteria itu diketahui mendominasi rantai makanan paling dasar di lautan satu miliar tahun yang lalu.

Baca juga: Fosil 22.000 Tahun Ungkap Kerabat Panda Raksasa yang Sudah Punah

"Mereka berukuran 1.000 kali lebih kecil dibandingkan dengan alga, yang juga merupakan rantai makanan paling dasar di lautan modern," jelasnya.

Tentunya temuan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, penemuan cyanobacteria juga membantu memecahkan teka-teki besar tentang kehidupan planet ini, yakni mengapa mahluk besar dan kompleks terlambat muncul dalam sejarah Bumi.

Peneliti senior Jochen Brocks dari ANU menyebutkan, Bumi berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Namun, makhluk seperti hewan dan hal lain yang lebih besar seperti rumput laut baru muncul sekitar 600 juta tahun yang lalu.
 
Menurut dia, munculnya organisme besar kemungkinan terhambat karena suplai makanan, seperti alga, yang terbatas.

Baca juga: Ahli Sebut Fosil Ikan 400 Juta Tahun Ini Moyang Manusia, Kok Bisa?

"Alga, meskipun masih mikroskopik, lebih besar ribuan kali daripada cyanobacteria dan merupakan sumber makanan yang jauh lebih kaya," kata Brocks.

Melihat hal tersebut, menjadi jelas sudah mengapa makhluk besar terlambat muncul.

"Kita memerlukan partikel-partikel yang lebih besar sebagai sumber makanan bagi mahluk yang lebih besar untuk berevolusi. Jelas saat itu tidak ada sumber makanan untuk makhluk yang lebih besar. Ini memecahkan pertanyaan," tambahnya.

Cyanobacteria mulai menghilang sekitar 650 juta tahun yang lalu, ketika alga mulai menyebar dengan cepat dan menyediakan kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk evolusi ekosistem yang kompleks, di mana hewan besar, termasuk manusia, dapat berkembang di Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com