Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Sebabkan Suhu Dingin, Apa Sebenarnya Aphelion?

Kompas.com - 07/07/2018, 10:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Pada saat tersebut, jarak Bumi-Matahari adalah 152,1 juta km," imbuhnya.

Menurut Rukman, berkebalikan dengan aphelion, titik terdekat Bumi dan Matahari (perihelion) telah terjadi pada 3 Januari 2018 pukul 12:34 WIB.

Menurutnya, saat itu) jarak Bumi-Matahari adalah 147,1 juta km.

Semua jarak tersebut diukur pusat Matahari ke pusat Bumi atau dikenal dengan istilah centre-to-centre.

"Berubahnya posisi Bumi relatif terhadap Matahari tersebut karena bentuk orbit Bumi yang bukanlah berupa lingkaran, tetapi berupa ellips, dengan nilai eksentrisitasnya sebesar 0,0167," Rukman menjelaskan.

"Sebagai catatan, jika nilai eksentrisitasnya orbit suatu benda adalah 0, maka bentuk orbitnya adalah lingkaran," tambahnya.

Suhu Dingin

Sebagai informasi, suhu udara di beberapa wilayah Indonesia belakangan mengalami penurunan drastis. Tersiar kabar, hal ini disebabkan fenomena Aphelion.

Kendati demikian, penurunan suhu yang sekarang terjadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan fenomena aphelion tersebut. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional ( LAPAN) Thomas Djamaluddin.

Ia menjelaskan, suhu udara dipengaruhi oleh distribusi panas di bumi akibat perubahan tahunan posisi matahari.

"Angin dari Australia yang sedang musim dingin bertiup ke Indonesia. Itu sebabnya, beberapa kota di pulau Jawa mengalami udara yang dingin," imbuhnya.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Mulyono R. Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi BMKG melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com Jumat (6/7/2018).

Mulyono menambahkan, tidak hanya pulau Jawa saja yang mengalami penurunan suhu. Hal yang sama juga dirasakan di Bali, NTB, dan NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com