KOMPAS.com - Sariawan memang bukanlah penyakit parah yang mematikan. Tapi, kondisi ini sering mengganggu karena terasa sakit saat makan atau berbicara.
Sariawan sendiri terlihat seperti luka terbuka di bagian kulit luar tubuh. Hanya saja, karena letaknya di dalam mulut, sariawan tidak bisa diplester yang biasa digunakan untuk luka luar.
Namun, kini para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sheffield, Inggris mengembangkan plester khusus untuk sariawan.
Mereka bekerja sama dengan Dermtreat A/S dari Kopenhagen untuk mengembangkan plester berbahan polimer khusus yang bisa menempel di permukaan lembap.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Biomaterials ini menyebutkan, plester baru ini berhasil mengatur steroid langsung ke bagian sariawan sekaligus menciptakan pelindung di sekitarnya.
Hal ini berguna untuk mempercepat proses penyembuhan sariawan.
Cara ini diharapkan menjadi terapi terobosan untuk pengobatan kondisi mukosa seperti lichen planus oral (OLP) atau luka merah dan meradang, serta stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau sariawan yang berwarna putih kekuningan.
Kedua jenis sariawan tersebut menyebabkan luka yang menyakitkan dan mempengaruhi satu hingga dua persen populasi orang di dunia.
"Kondisi peradangan kronis seperti OLP dan SAR, yang menyebabkan lesi oral yang erosif dan menyakitkan, memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup (seseorang)," ungkap Dr Craig Murdoch, penulis utama penelitian ini dikutip dari Phys.org, Senin (25/06/2018).
Baca juga: Ciuman Bisa Tularkan Sariawan, Kenali Jenis dan Tandanya
Hingga kini, sariawan dan luka dalam mulut diobati menggunakan krim atau obat kumur yang digunakan pada seluruh bagian mulut. Artinya, obat terdahulu tidak menargetkan bagian sariawan.
Ini membuat obat-obat tersebut dinilai kurang efektif.
"Perawatan saat ini terdiri dari penggunaan steroid dalam bentuk obat kumur, krim atau salep, tetapi ini sering tidak efektif karena waktu kontak obat yang tidak kuat dengan bagian sariawan," kata Dr Murdoch.
Namun, plester biodegradable bernama Rivelin ini punya waktu adhesi panjang dan fleksibilitas tinggi yang sesuai dengan permukaan dalam mulut.
"Tambalan itu berfungsi seperti plester di dalam mulut Anda, yang berarti sangat efektif untuk menargetkan area spesifik secara langsung serta membentuk penghalang pelindung," ujar Dr Murdoch.
"Pasien yang melakukan uji coba menemukan bahwa alat itu sangat nyaman dipakai dan mereka benar-benar senang dengan panjang adhesi yang membuatnya sangat efektif dan efisien," sambungnya.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Jens Hansen, direktur eksekutif di Dermtreat A / S.
"Kolaborasi dengan University of Sheffield tidak diragukan lagi telah mempercepat penerjemahan kekayaan intelektual kami terhadap penggunaan klinis (plester dalam mulut)," ujar Hansen.
"Perusahaan kami sangat yakin bahwa kami akan segera mendapatkan persetujuan regulasi untuk plester pertama teknologi pengiriman obat untuk mengatasi kebutuhan klinis yang mendesak dalam pengobatan mulut," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.