Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan orang Swedia Tanam "Microchip" di Tubuh, Ini Alasannya

Kompas.com - 27/06/2018, 10:10 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Sumber

Oleh *

KOMPAS.com - Ribuan orang di Swedia telah menyuntikkan microchip ke dalam tubuh mereka, yang dapat berfungsi sebagai kartu kredit nirkontak, kartu kunci, bahkan tiket kereta.

Ketika chip sudah berada di bawah kulit, kita pun tak perlu lagi cemas ketinggalan atau kehilangan dompet. Tapi banyak orang merasa, membawa-bawa microchip di dalam tubuh adalah mimpi buruk, ketimbang sebuah hal yang praktis.

Ada yang bilang, tren ini disebabkan oleh kuatnya negara kesejahteraan (welfare state) Swedia. Padahal, penyebab sesungguhnya lebih rumit dari itu. Fenomena 3500 orang Swedia punya microchip dalam tubuh mereka mencerminkan arena “biohacking” yang khas.

Kalau kita cermati, hubungan kedekatan antara Swedia dan hal-hal digital sudah terjalin jauh, tidak semata-mata persoalan microchip.

Cara baru untuk membayar.

Istilah “biohacker” merujuk pada ahli biologi amatir yang melakukan eksperimen biomedik, tetapi tidak di lembaga tradisional seperti universitas, perusahaan kesehatan atau lingkungan yang terkendali secara ilmiah lainnya.

Kalau peretas menyasar komputer, maka biohacker (peretas biologis) menyasar hal apa pun yang biologis.

Biohacking juga merupakan sebuah budaya yang luas, memiliki banyak subkelompok dengan ideologi, tujuan, dan kepentingan yang berbeda-beda. Tapi ada dua kelompok utama: “wetware hacker” dan transhumanis.

Peretas wetware adalah ilmuwan atau ahli biologi warga yang membangun laboratorium dari peralatan rumah tangga. Mereka melakukan “sains hemat”, di mana mereka menemukan solusi murah yang akan memperbaiki standar kehidupan masyarakat di negara membangun.

Mereka juga melakukan eksperimen riang seperti memodifikasi tanaman agar dapat menyala dalam gelap, atau membuat jenis bir baru dari ganggang.

Kelompok satu lagi, transhumanis, berfokus pada meningkatkan kemampuan tubuh manusia—dengan tujuan jangka panjang memperbaiki ras manusia. Hanya melalui peningkatan kemampuan itulah—dan melompati batasan biologis—manusia mampu menandingi kecerdasan buatan (AI) di masa depan.

Kerap kali, arena biohacking yang berbeda timbul akibat perbedaan masyarakat serta budaya tempat mereka berkembang. Sebagai contoh, biohacker di Eropa secara umum berbeda dengan rekan mereka di Amerika Utara.

Kelompok yang berada di Amerika Utara memberi perhatian pada pengembangan praktik layanan kesehatan alternatif. Sementara itu, kelompok Eropa lebih memusatkan perhatian pada pencarian cara untuk menolong masyarakat di dunia membangun atau terlibat dalam bioproyek pagi.

Tetapi budaya biohacking di Swedia sebenarnya berbeda dengan Eropa. Di Swedia, mereka umumnya bagian dari gerakan transhumanis. Dan para transhumanis inilah (atau lebih persisnya, subkelompok “grinders”) yang telah memasukkan chip NFC di antara jempol dan telunjuk ribuan orang Swedia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com