Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Suplemen Vitamin Lebih Banyak Mudarat ketimbang Manfaatnya

Kompas.com - 25/06/2018, 18:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Sumber

Salah satu penelitian tersebut melibatkan 20.000 orang di Cina. Cina tidak memiliki program yang memperkaya makanan dengan kandungan asam folat, sementara di Australia dan Amerika Serikat, kandungan asam folat biasanya ditambahkan ke dalam roti dan sereal.

Meski asam folat terbukti memberikan manfaat meski sedikit, peneliti juga menemukan adanya efek dari asupan suplemen.

Di antara mereka yang mengkonsumsi obat statin untuk menurunkan kolesterol darah, kandungan vitamin B3 di dalamnya meningkatkan risiko kematian dini hingga 10%, dengan “angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian” sekitar 200.

Ini berarti 200 orang harus mengkonsumsi statin dan niacin sebelum kita menemukan satu kasus kematian dini.

Untuk penelitian yang menguji suplemen “antioksidan”, ada peningkatan risiko kematian dini yang sedikit signifikan, dengan “angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian” mencapai 250 orang.

Penelitian banyak dilakukan terkait asupan vitamin D. Peneliti tidak menemukan manfaat asupan Vitamin D dalam mengurangi risiko penyakit jantung atau mencegah stroke, tetapi asupan vitamin D juga tidak membahayakan.

Ini hasil yang mengejutkan, mengingat vitamin D umumnya dikonsumsi untuk kondisi lain, seperti diabetes. Tetapi tidak ada manfaat yang terlihat, meskipun para peneliti mengakui perlunya tindak lanjut penelitian yang lebih lama.

Apa artinya semua ini?

Para peneliti menyimpulkan adanya bukti yang kurang kuat bahwa mengonsumsi asam folat dapat mencegah sakit jantung dan stroke, juga mengonsumsi vitamin B-komplek yang mengandung asam folat untuk mencegah stroke.

Kebanyakan orang di negara-negara Barat tidak memiliki diet yang optimal. Ulasan terbaru ini menunjukkan tindakan mengkonsumsi suplemen dianggap sebagai “polis asuransi” untuk mengantisipasi kebiasaan diet yang buruk yang tidak berhasil. Jika itu benar, kematian dini karena penyakit di atas bisa berkurang.

Mengkonsumsi suplemen sangat berbeda dengan mengkonsumsi makanan. Komplikasi atau masalah kesehatan biasanya terjadi karena asupan nutrisi dari suplemen dan bukan dari makanan.

Jika Anda berkonsentrasi untuk mendapatkan satu jenis vitamin, mineral atau nutrisi dalam sebuah suplemen, Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan phytonutrients yang ditemukan di makanan nabati yang bermanfaat untuk kesehatan.

Meningkatnya kasus kematian akibat konsumsi suplemen jenis tertentu seharusnya menjadi peringatan bahwa aturan yang lebih tegas seputar suplemen dibutuhkan, dan orang butuh dukungan untuk menerapkan pola konsumsi yang benar.

Intinya adalah kita perlu makan lebih banyak makanan yang kaya nutrisi, termasuk makanan dengan kandungan folat yang tinggi seperti sayuran berdaun hijau, kacang polong, biji-bijian, unggas, telur, sereal dan buah jeruk. Banyak roti dan sereal sarapan di Australia diperkaya dengan folat.

Makanan yang kaya dengan kandungan niacin (vitamin B3) adalah daging tanpa lemak, susu, telur, roti gandum dan sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau daun, dan makanan yang mengandung protein.

*Professor in Nutrition and Dietetics, University of Newcastle

Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com