Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa kafein juga punya efek yang sama pada manusia.
Walau ada kemungkinan tersebut, para peneliti juga mengingatkan bahwa kemungkinan reaksi berbeda pada manusia juga bisa terjadi.
Mereka berpikir, diet dan olahraga juga memainkan peran dalam hubungan kafein dan gen p27.
"Penelitian kami dengan tikus dan sel manusia tidak sepenuhnya mencerminkan situasi yang tepat dari manusia yang hidup," ujar Haendeler.
"Anda tidak bisa hanya menyamakan olahraga dan diet pada manusia hidup dengan sel yang dikulturkan," sambungnya.
Namun, penelitian ini menambah beberapa wawasan yang diperlukan tentang mengapa kafein membantu orang dengan risiko penyakit kardiovaskular.
"Terlepas dari apa yang dikatakan penelitian ini, penting untuk minum kafein dalam jumlah sedang," kata Haendeler.
"Kami tidak ingin memberikan ide-ide palsu tentang kafein dapat menjadi racun dalam dosis yang mematikan," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.