Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Tahun, Dunia Kehilangan Hutan Hampir Seluas Pulau Jawa

Kompas.com - 22/06/2018, 12:56 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Laju deforestasi di Bumi antara 2014 dan 2016 mencapai 20 persen lebih cepat ketimbang dekade silam. Artinya dunia kehilangan tutupan hutan hampir seluas pulau Jawa setiap tahunnya. Temuan ini didapat antara lain melalui analisa citra satelit.

Meski upaya menghentikan deforestasi telah berlangsung selama beberapa dekade, sejak tahun 2000 hampir 10 persen hutan alami mengalami fragmentasi, degradasi atau ditebang.

Laju kerusakan hutan pada 17 tahun pertama abad ini mencapai 200 kilometer persegi setiap hari.

"Degradasi hutan alami mewakili tragedi global, di mana kita secara sistematis menghancurkan pondasi penting untuk stabilitas iklim," kata Frances Seymour, peneliti World Research Institute (WRI) yang ikut terlibat dalam studi tersebut.

Baca juga: Penggundulan Hutan Ancam 1.000 Orangutan di Kalimantan

"Hutan adalah satu-satunya infrastruktur paling aman, alami, terjangkau dan sudah terbukti buat menangkap dan menyimpan karbondioksida," imbuhnya.

Temuan ini diumumkan ketika Program Pembangunan PBB (UNDP) dan lima organisasi konservasi lain meluncurkan rencana lima tahun, Nature4Climate, yang membidik pengelolaan penggunaan lahan yang lebih baik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"37 persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan kenaikan suhu di bawah dua derajat Celsius, bisa disediakan oleh pengelolaan lahan yang baik," kata Andrew Steer, Direktur WRI.

Ilmuwan mendefinisikan "lanskap hutan alami" sebagai sebuah area, termasuk rawa dan sabana, dengan luas setidaknya 500 kilometer persegi tanpa bukti adanya penggunaan lahan oleh manusia. Artinya lahan tersebut harus terbebas dari jalan, pertanian, pertambangan, rel kereta, kanal air atau jalur transmisi.

Hingga Januari 2017 silam ilmuwan mencatat hanya sekitar 11,6 juta kilometer persegi lahan di Bumi yang bisa dikategorikan hutan alami.

"Banyak negara mungkin akan kehilangan luas hutannya di 15 hingga 20 tahun ke depan," kata Peter Potapov, Ilmuwan University of Maryland yang mengepalai studi tersebut.

Baca juga: Penerapan Hutan Sosial untuk Kurangi Deforestasi Punya Konsekuensi

Dengan laju yang ada saat ini, hutan alami akan menghilang pada 2030 di Parguay, Laos dan Guinea Khatulistiwa, dan pada 2040 di Republik Afrika Tengah, Nikaragua, Myanmar, Kamboja dan Angola.

Jika di negara tropis sektor pertanian dan perhutanan menjadi motor utama deforestasi, di negara-negara maju kerusakan hutan lebih karena diakibatkan oleh kebakaran hutan, pertambangan dan eksplorasi energi.

Rusia misalnya kehilangan 90% lebih banyak wilayah hutan antara 2014 hingga 2016, dibandingkan antara tahun 2000-2013. Sementara Indonesia kerusakannya mencapai 62% dan Brazil 16%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau