Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Disaingi Negara Lain, NASA Luncurkan Misi ke Bulan dan Mars

Kompas.com - 21/06/2018, 18:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Badan Antariksa AS (NASA) kembali mengumumkan keinginannya untuk mendaratkan manusia di planet Mars. Misi yang rencananya dilakukan pada 2030 itu akan didahului dengan misi mendaratkan kembali manusia ke Bulan.

Pihak NASA mengumkan bahwa mereka akan mengirim sebuah robot pada awal tahun depan ke Bulan pada Senin (18/06/2018). Robot itu akan menjadi pendahulu perjalanan manusia ke Bulan.

Program ini diluncurkan sebagai bagian dari perintah langsung Presiden Donald Trump yang ditandatangani pada bulan Desember untuk melanjutkan eksplorasi bulan dan memulai misi Mars yang dipimpin manusia pada tahun 2030-an.

Misi pengiriman komersial akan dilakukan untuk mengirimkan teknologi NASA ke permukaan Bulan.

Teknologi ini nantinya digunakan untuk membangun pangkalan di Bulan dan menentukan apakah lingkungan tersebut cocok bagi eksplorasi manusia.

Alat penyarian akan mengebor untuk air dan bahan mudah menguap lainnya, yaitu senyawa yang dikeluarkan dari kutub Bulan dan kawah.

Jim Bridenstine, petugas NASA, mengatakan bahwa jika upaya ini berhasil maka es di Mars bisa menjadi bahan bakar pesawat antariksa.

"Kami tahu ada bahan mudah menguap di kutib Bulan, dan terus terang, bahwa es air bisa mewakili bahan bakar roket," ujarnya dikutip dari Newsweek, Rabu (20/06/2018).

"Jika kita memiliki kemampuan untuk menghasilkan bahan bakar roket dari permukaan Bulan, dan membawa mereka ke orbit di sekelilingnya, kita bisa menggunakannya untuk membangun depot pengisian bahan bakar," imbuhnya.

Baca juga: Mungkinkah Manusia Melahirkan di Mars? Studi Baru Menjawab

Orang Amerika belum pergi ke Bulan sejak misi Apollo 17 tahun 1972. Sedangkan robot yang terakhir mendarat di Bulan adalah "Jade Rabbit" milik China yang mati pada 2016 setelah dua tahun menjelajah permukaan Bulan.

Pada Desember 2017 lalu, Trump menghidupkan kembali Dewan Antariksa Nasional setelah 25 tahun dormansi. Langkah ini menjadi penanda diperkuatnya dedikasi pemerintah untuk perjalanan ruang angkasa.

"Kali ini, kami tidak hanya akan menancapkan bendera dan meninggalkan jejak; kami akan membangun landasan untuk misi akhirnya ke Mars, dan mungkin suatu hari nanti ke banyak dunia," katanya Trump pada upacara penandatanganan tersebut.

Para pejabat NASA mengatakan kemungkinan meluncurkan misi manusia ke Bulan akan memakan waktu 10 tahun. Artinya, untuk sampai ke Mars perlu waktu lebih lama lagi.

Namun, sebenarnya perjalanan ke planet merah lebih dimungkinkan. Ini berkat bukti baru bahwa planet tersebut bisa menampung kehidupan.

Awal bulan ini, robot penjelajah Mars, Curiosity, menemukan karbon organik yang pernah terkandung di danau Mars tiga miliar tahun lalu.

Perlombaan ke Mars menjadi sengit ketika China berkeinginan mengirimkan astronotnya ke planet itu pada kahi 2020. Tak hanya itu, Rusia juga menyusun rencana meluncurkan misi tanpa awak pada 2019.

"Kami tidak ingin China dan Rusia dan negara lain memimpin kami (dalam misi Mars)," kata Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com