KOMPAS.com - Beberapa ikan badut pelana (Amphiprion polymus) terekam kamera ketika sedang memindahkan sebuah objek di dasar laut untuk pertama kalinya.
Perilaku luar biasa ini tertangkap kamera oleh kru Blue Planet II dan rekamannya sedang digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah.
"Yang sangat keren mengenai rangkaian itu adalah bahwa ikan giru atau ikan badut adalah hewan yang sangat terkenal dan saya kira perilaku mereka itu benar-benar merupakan hal yang mengejutkan," kata juru kamera Roger Munns.
"Sungguh menakjubkan melihat ikan kecil seperti itu menggerakkan objek yang relatif besar dibanding ukurannya," tambahnya.
Seperti banyak spesies ikan badut lainnya, badut pelana bertelur di atas benda-benda keras.
Tempat Tinggal
Pertama-tama, ikan badut perlu menemukan lokasi yang cocok (seperti cangkang) di dasar laut atau terumbu di mana mereka tinggal. Namun masalahnya tidak sesederhana itu bagi ikan badut jenis pelana.
Itu karena mereka tinggal di sela-sela tentakel beracun 'anemon karpet' (Stichodactyla gigantea).
Tempat tinggal ini dipilih karena mereka kebal terhadap sengatan aneman tersebut. Terlebih, tentakel itu melindungi ikan dari pemangsa.
Meski begitu, ini juga berarti ikan badut pelana harus menjalani hidup mereka di dasar pasir yang terbuka.
Dengan kata lain, mereka hidup jauh dari karang dan permukaan untuk bertelur yang banyak tersedia di dasar laut.
Baca juga: Hormon Cinta Bikin Dunia Ikan Badut Berkebalikan dengan Jagat Manusia
Inisiatif
Tanpa permukaan yang keras di dekatnya, ikan badut pelana harus menggunakan inisiatif mereka ketika musim bertelur tiba.
Dengan menggunakan semua kekuatan mereka, mereka mampu mendorong objek hingga 10 kali berat mereka sendiri.
Tak hanya itu, mereka mampu mendorong benda berat tersebut hingga jarak dua meter.
Suatu prestasi luar biasa untuk ikan yang kecil.
Sekembalinya di rumah, mereka menyelipkan objek itu di bawah naungan anemon yang aman.
Meskipun mereka sering memilih cangkang dan batu, ikan badut yang terekam di Blue Planet II menggeser sebuah batok kelapa besar melintasi pasir sebelum meletakkan telur mereka di permukaannya.
Munns sebenarnya, pertama kali mendengar tentang perilaku yang luar biasa ini dari seorang fotografer di sebuah resor penyelaman di pulau Kalimantan bagian Malaysia.
Tapi dia tidak mengingatnya sampai produser Blue Planet II Jonathan Smith menghubunginya untuk mencari cerita yang unik.
"Saya langsung yakin bahwa itu bisa menjadi kisah yang hebat untuk Blue Planet II," kata Smith.
"Ketika Roger menyebutnya kami melakukan riset dan satu-satunya referensi yang bisa kami temukan adalah sebuah penelitian pada tahun 1970-an, tetapi itu tidak didokumentasikan dengan baik dalam makalah itu dan oleh karena itu tidak benar-benar menjelaskan banyak tentang itu," imbuhnya.
Tim Blue Planet II berkolaborasi dengan ahli biologi kelautan Dr Alex Vail yang sekarang bekerja dengan sebuah tim untuk menerbitkan sebuah penelitian tentang perilaku tersebut.
Baca juga: 400 Tahun Lalu, Hidup Ikan Dengan Moncong Panjang Mirip Platipus
Objek yang Dipindahkan
Bersamaan dengan pembuatan film dokumenter tersebut, Vail telah berhasil mendokumentasikan jenis objek yang didorong para ikan badut.
Objek tersebut mulai dari sabut dan tempurung kelapa kosong hingga gelas dan botol plastik.
"Dari percobaan kami di Thailand, kami menemukan bahwa mereka sebenarnya sangat memilih jenis objek apa yang mereka lebih suka. Kami belum sepenuhnya menganalisis hasilnya, tetapi sepertinya mereka lebih menyukai botol kaca berwarna yang dapat menyamarkan telur mereka dengan lebih baik, benda yang cukup berat untuk tidak terseret arus, dan yang memiliki permukaan yang bersih sehingga telur mereka dapat menempel dengan baik," kata Vail.
"Data saat ini sedang dalam tahap analisis dan kami akan menerbitkannya sesegera setelah kami bisa. Ide dan latar belakang pengetahuan untuk penelitian ini datang sepenuhnya dari film yang dibuat tim The Blue Planet II tentang perilaku ini, jadi tanpa itu studi ilmiah tidak akan pernah terjadi," kata Vail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.